Mohon tunggu...
Mhmd Zaky Mubarok
Mhmd Zaky Mubarok Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa

Aku bukan seorang kapiten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

26 Januari 2021   19:19 Diperbarui: 26 Januari 2021   19:25 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Disusun oleh :
Muhammad Zaki Mubarok ( 201130007 )
Fakultas Syariah
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
2020/2021

PENGERTIAN TUBERKULOSIS (TB)
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya, ketika penderita batuk penyakit ini akan menyebar melalui udara dan droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Kuman TB dapat mati apabila terpapar sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat tertidur lama (domant) selama beberapa tahun. Penyakit TB dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang usia produktif atau masih aktif bekerja (15 - 50 tahun) dan anak-anak, penyakit TB Paru dapat mengakibatkan kematian apabila tidak di obati, oleh karna itu pengobatan harus lengkap dan teratur, hingga penderita dinyatakan sembuh (Dinkes, 2014).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) melaporkan adanya 3 juta orang yang meninggal akibat TB  tiap  tahun diperkirakan 8300 orang tiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TB paru dan 75 % kasus kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh orang-orang pada umur produktif dari 15 sampai 54 tahun. Di negara-negara miskin kematian TB merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Daerah Asia Tenggara menanggung bagian yang terberat dari beban TB global yakni sekitar 38% dari kasus TB didunia (WHO, 2015).
Di Indonesia penderita TB yang tidak patuh dalam mengkonsumsi OAT mengalami kegagalan dalam pengobatan TB. Salah satunya karena hilangnya motivasi pasien sehingga, menimbulkan ketidakpatuhan pasien TB  untuk  menjalani  pengobatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FPK) secara

teratur dan menjadi hambatan dalam mencapai angka kesembuhan pada penderita TB paru (Kemenkes RI, 2013).
Pasien dengan TB BTA positif merupakan sumber penularan penyakit tuberculosis. Batuk atau bersin dari pasien TB akan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet nuclei (percikan dahak). Kurang lebih 3000 percikan dahak dihasilkan pada waktu sekali batuk. Percikan dahak yang berada pada waktu yang lama dalam suatu ruangan akan memudahkan terjadinya penularan penyakit TB. Jumlah percikan dapat dikurangi dengan adanya ventilasi atau aliran udara yang cukup dan kuman Mycobacterium tuberculosis akan mati apabila terkena sinar matahari secara langsung. Dalam keadaan gelap dan lembab, percikan dahak dapat bertahan selama beberapa jam (Depkes RI, 2008).

ETIOLOGI
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M.Avium.
Salah satu penyebab penderita tuberkulosis tersebut adalah masih rendahnya kesadaran penderita dalam menjalani proses pengobatan dan penyembuhan. Tuberkulosis juga tidak terlepas dari faktor sosial budaya, terutama berkaitan dengan pengetahuan, dan sikap masyarakat setempat. Faktor pengetahuan, sikap dan perilaku mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat dan berperan penting dalam menentukan keberhasilan suatu program penanggulangan penyakit dan pencegahan penularannya termasuk penyakit tuberkulosis.

Menurut Sejati dan Sofiana tahun 2015, kejadian tuberkulosis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Faktor pertama tuberkulosis adalah faktor umur karena insiden tertinggi penyakit tuberkulosis adalah pada usia dewasa muda di Indonesia diperkirakan 75% penderita tuberkulosis adalah pada kelompok usia produktif.
Faktor yang kedua adalah jenis kelamin yang lebih banyak menyerang laki-laki daripada wanita, karena sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok.
Faktor ketiga adalah kebiasaan merokok yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah untuk terserang penyakit terutama pada laki-laki yang mempunyai kebiasaan merokok (Alsagaf, 2005).
Faktor keempat adalah kepadatan hunian yang merupakan faktor lingkungan terutama pada penderita tuberkulosis yaitu kuman M. tuberculosis dapat masuk pada rumah yang memiliki bangunan yang gelap dan tidak ada sinar matahari yang masuk.
Faktor kelima adalah pekerjaan yang merupakan faktor risiko kontak langsung dengan penderita. Risiko penularan tuberkulosis pada suatu pekerjaan adalah seorang tenaga kesehatan yang secara kontak langsung dengan pasien walaupun masih ada beberapa pekerjaan yang dapat menjadi faktor risiko yaitu seorang tenaga pabrik (Luthfi, 2012).
Faktor keenam adalah status ekonomi yang merupakan faktor utama dalam keluarga masih banyak rendahnya suatu pendapatan yang rendah dapat menularkan pada penderita tuberkulosis karena

pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat layak memenuhi syarat-syarat kesehatan (Manalu, 2010).

TANDA DAN GEJALA
Tanda
Penurunan berat badan
Anoreksia
Dispneu
Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning
Gejala
Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan berat- ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
Batuk
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk keringkemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darahyang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinyasudah setengah bagian paru.
Nyeri dada
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis).

Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala,meriang, nyeri otot, keringat malam.

PENCEGAHAN
Naga (2012) berpendapat bahwa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit TBC, yaitu :
Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk dan membuang dahak tidak di sembarang tempat
Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG
Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya
Petugas kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC. Pengobatan dengan cara dirawat di rumah sakit hanya dilakukan bagi penderita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan
Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau ludah angota keluarga

yang terjangkit penyakit TBC (piring, tempat tidur, pakaian) dan menyediakan ventiasi dan sinar matahari yang cukup
Melakukan imunisasi bagi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, seperti keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang terindikasi, dengan vaksis BCG dan tidak lanjut bagi yang positif tertular
Melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang kontak dengan penderita TBC. Perlu dilakukan Tes Tuberkulin bagi seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukkan hasil negative, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu pemeriksaan intensif
Dilakukan pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat, yaitu obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan tekun dan teratur selama 6 sampai 12 bulan.

Francis (2011) menyatakan pencegahan penyakit tuberkulosis dapat dilakukan dengan cara penyediaan nutrisi yang baik, sanitasi yang adekuat, perumahan yang tidak terlaku padat dan udara yang segar merupakan tindakan efektif dalam pencegahan TBC.
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), 2010 menjelaskan tentang pencegahan penyakit TBC, yaitu :
Bagi Masyarakat
Makan makanan yang bergizi seimbang sehingga daya tahan tubuh meningkat untuk membunuh kuman TBC
Tidur dan istirahat yang cukup
Tidak merokok, minum alcohol dan menggunakan narkoba
Lingkungan yang bersih baik tempat tinggal dan disekitarnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun