Mohon tunggu...
Muhamad Helmi Nursalim
Muhamad Helmi Nursalim Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Mahasiswa yang penasaran

Be a courious

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Covid-19 Bagaikan Bom Waktu yang Akan Meledak

3 April 2020   15:40 Diperbarui: 3 April 2020   15:47 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernasapan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19 atau coronavirus disease-19. 

Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan beberapa negara, termasuk Indonesia.

Diberitakan oleh CNN Indonesia, Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020 mengumumkan bahwa dua warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona (COVID-19) usai melakukan kontak dengan seorang warga negara (WN) Jepang yang juga terinfeksi virus corona.

Sebagai negara pengguna internet terbesar ke-6 yakni Indonesia, berita virus corona menyebar dengan cepat ke seluruh Indonesia. Para influencer seperti youtuber, artist, selebgram, selebtwit mulai memberitakan bagaimana penularan virus corona dan cara pencegahannya. Dengan banyak sekali media sosial yang memberitakan itu, masyarakat mulai memahami apa itu virus corona dan bagaimana pencegahannya.

Dikarenakan virus ini menular dengan cepat, pemerintah mulai meliburkan sekolah dan kampus mulai tanggal 17 Maret 2020  dan diikuti oleh beberapa perusahaan yang meliburkan pekerjanya. Pemerintah juga mulai memberlakukan semi lockdown atau yang biasa disebut dengan karantina wilayah. Dengan meliburkan tempat-tempat ramai tersebut dharapkan dapat mengurangi penyebaran virus corona.

Namun, hal yang menjadi maslah muncul dikarenakan pemerintah menutup tempat-tempat ramai seperti kafe, angkringan, mall, dan bioskop tapi tidak menutup jalur keluar masuk suatu wilayah seperti bandara, terminal, dan pelabuhan. Hal ini menimbulkan keresehan dalam masyarakat  dikarenakan pemerintah yang setengah-setengah dalam mencegah penyebaran  virus corona.

Menurut Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia, jika pemerintah mempunyai kebijakan namun kurang tegas dalam mengurangi interaksi antarsmanusia maka puncak pandemi akan terjadi pada tanggal 2 Mei dengan 1490 kasus baru dan akumuluasi kasus positif mencapai 60.000 kasus. 

Pandemi berakhir pada akhir Juni-awal Juli. Namun, jika pemerintah memberlakukan kebijakan yang tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia dan masyarakat disiplin mengimplementasikan physcial distancing maka puncak pandemi akan tejadi tanggal 16 April dengan 546 kasus baru dan akumuluasi kasus positif mencapai 17.000 kasus. 

Pandemi akan berakhir pada akhir Mei-awal Juni. Pandemi ini seperti bom waktu yang akan meledak suatu waktu jika pemerintah tidak tegas dan lamban dalam menangani pandemi ini.

Pemerintah tidak melakukan lockdown secara keseluruhan dengan alasan bahwa ini tidak hanya permasalahan kesehatan namun juga permasalahan ekonomi. Dengan diberlakukannya semi lockdown saja nilai rupiah sudah jatuh sangat pesat. Nilai rupiah saat ini hampir mencapai Rp.17.000.00,- per 1 USD. Hal inilah yang menjadi pertimbangan oleh pemerintah saat ini dengan tidak melakukan lockdown secara keseluruhan di Indonesia.

Disamping hal itu, banyak sekali masyarakat yang kehilangan pendapatan mereka dikarenakan tidak bisa bekerja dari rumah. Seperti para ojek online yang kehilangan konsumen mereka karena tidak banyak masyarakat yang keluar rumah. Dan contoh lainnya seperi para supir bus, buruh bangunan, pekerja pasar, dan lain sebagainya. Mereka adalah sebagian contoh masyarakat yang terkena dampak dari pandemi COVID-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun