Mohon tunggu...
M Haris Sukamto
M Haris Sukamto Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat berkemajuan

Menulis untuk berbagi pengetahuan dan informasi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bertani Benteng Kokoh di Tengah Pandemi Corona

16 Juni 2020   04:34 Diperbarui: 16 Juni 2020   06:15 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah merebaknya pandemi Corona ini, pertanian akan menjadi benteng terakhir penyangga kelumpuhan perekonomian rakyat. 

Bagaimana tidak, dikala semua aktivitas masyarakat harus dibatasi  bahkan dihentikan, namun mereka tetap harus hidup dan mencukupi kebutuhan hidupnya tentu hal ini sangatlah berat.

Satu bulan mungkin bertahan untuk hidup layak namun bila berbulan-bulan bahkan berkelanjutan, tentu ini persoalan yang lain.

Sementara sampai kapan ? inipun juga nggak bisa mendapat kepastian. 

Namun diakui atau tidak Corona mengharuskan penduduk bumi melakukan perubahan budaya.

Bagaimanapun bangsa Indonesia menyadari, bahwa kita hidup adalah dari jerih payah sendiri. Orang Indonesia adalan orang yang kuat dengan kemandiriannya.  

Kita biasa dengan ketidakberadaan untuk kemudian mengadakannya. 

Dan naluri ini adalah sifat turun temurun yang melekat di gen orang Indonesia. Demikian halnya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari yakni kecukupan pangan.

Cara bertahan hidup sederhana bagi manusia secara alami adalah bertani, sehingga dengan sifat dasar ini, maka yakin dan tetap semangat bahwa bangsa Indonesia adalan orang yang paling mampu bertahan hidup dalam situasi kritis semacam ini.

Setelah pandemi Corona merebak yang terhitung terasa sekali sejak pertengahan Maret 2020. Memasuki tiga bulan (dipertengahan Juni 2020) kita berusaha beradaptasi dengan pendatang baru di dunia kita yakni Corona, suka duka telah kita rasakan.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah di tanah air ini, edukasi mengenai Corona juga sudah dilakukan dimana-mana melalui berbagai media. Masyarakat pun secara berangsur memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun