Mohon tunggu...
M Haris Sukamto
M Haris Sukamto Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat berkemajuan

Menulis untuk berbagi pengetahuan dan informasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Spodoptera Frugiperda menyerang, Ratusan Petani Jagung di Lampung Gagal Panen .

2 Juli 2019   09:17 Diperbarui: 23 September 2019   01:12 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Lampung, sejak ditengarahi telah mewabahnya ulat grayak yang merupakan spesies baru pada tanaman jagung, pada bulan April-Mei 2019 lalu, kini sudah ratusan petani jagung yang mengalami kegagalan panen. Petani menjadi panic karenanya, sehingga berbagai upaya pencegahan dilakukan dalam menanggulangi hama ini sebatas pengetahuan otodidak mereka.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa ulat grayak yang kini hadir dan menyerang tanaman jagung bukan lagi spodoptera litura, akan tetapi sudah spodoptera frugiperda yang lebih aktif, lebih rakus, lebih ganas dan memiliki daya tahan hidup yang lebih bagus dibanding spodoptera litura yang merupakan hama asli Asia ini.

Kalau spodoptera litura hanya makan tanaman jagung dimalam hari sedangkan siang hari tidur ataupun sembunyi, maka spodoptera frugiperda siang malam adalah waktunya makan. Sehingga yang terjadi dilapangan saat ini, tanam jagung kalau tidak waspada sejak diawal penanaman, maka bisa jadi petani akan terkaget-kaget karena tanaman jagungnya sudah tidak ada karena habis dimakan ulat grayak ini.

Menghadapi serangan hama ulat grayak ini, sudah menjelang tiga bulan ini petani masih berupaya sendiri dalam batas pengetahuannya. Sehingga penggunaan insektisida yang berlebihan akan cenderung dilakukan. Bahkan, kalau mau tanaman jagungnya aman, hingga tanaman umur 25 HST paling tidak petani sudah harus aplikasi nyemprot tanaman jagungnya tidak kurang dari 4-5 kali.

Kepanikan petani dalam menghadapi serangan spodoptera frugiperda, dapatlah dipahami. Karena tanam jagung dalam suatu musim tanam merupakan pertaruhan kelangsungan perekonomian rumah tangga per masing-masing petani dalam beberapa bulan selanjutnya. Sehingga kalau sampai terjadi gagal panen, betapa terperosoknya perkonomiannya.

Sehingga penggunaan insektisida berlebihan hampir selalu dilakukan agar tanaman jagungnya terbebas ulat grayak, dan merekapun terbebas dari cekaman perasaan takut akan kegagalan dalam berbudidaya tanaman jagung.

Dalam situasi ini saatnya pemerintah hadir untuk membantu mengatasi hama pada tanaman jagung, karena pemerintahlah yang apa bila meminjam istilah politik saat ini, yang paling mampu melakukan upaya yang "Terstruktur, Sistematis dan Masif" untuk mengatasi ulat grayak pada tanaman jagung. Ini penting, karena bagaimanapun jagung merupakan komoditi penting dalam pangan dan banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia.

Setidaknya dengan upaya nyata dari pemerintah saat ini sangat dinanti-nanti petani sekaligus akan bisa  memberikan edukasi bagi petani untuk menanggulangi hama dan penyakit yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan keseimbangan alam.

Kejadian hingga saat ini, kalau tidak ada upaya cepat dan  nyata penanggulangan yang dimotori pemerintah dan petani tetap berupaya sendiri dikhawatirkan akan terjadi resistensi ulat grayak tersebut terhadai berbagai macam obat yang sudah dipakai petani, sehingga selalu harus ditingkatkan kandungan bahan aktifnya dalam setiap satuan waktu.

Sehingga dalam saatnya nanti akan memiliki kekebalan terhadap obat. Saat itulah yang akan menjadi kendala. Obat tidak berguna karena hama kebal dan serangan ulat grayak yang lebih hebat lagi akan berkemungkinan terjadi.

Memutus menanam jagung, untuk memutus rantai perkembangan spodoptera frugiperda di Lampung tidak akan mungkin dapat dilakukan, mengingat disepanjang tahun sekarang, ada yang sedang tanam, ada juga yang sudah berumur 25 HST, ada juga yang sudah berumur 75 HST dan ada juga yang sedang panen di seluruh wilayah basis penanaman jagung di Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun