Mohon tunggu...
M Hadi Saputra
M Hadi Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Alumni Mahasiswa Linkage program Magister ITB dan Hiroshima University Alumni Mahasisiwa Kehutanan UGM Tertarik dengan IPTEK Kehutanan dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masalah Kerja Lembur di Ujung Tahun

31 Desember 2021   14:04 Diperbarui: 31 Desember 2021   14:07 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di penghujung tahun para buruh kerja kantoran sedang sibuk untuk menyelesaikan target akhir tahun yang belum selesai. Tidak hanya itu, banyak yang sibuk untuk membuat bertumpuk-tumpuk laporan dan hasil perhitungan tahun berjalan untuk menjadi bahan evaluasi tahun depan. Segala yang berhubungan dengan perusahaan tak pernah luput dari hal ini. Akhirnya para pekerja administrasi akan menjadi kelompok pekerja yang dikejar lembur hingga pergantian tahun baru.

Hal ini tidak seharusnya menjadi hal yang sulit jika terdapat pembagian waktu yang jelas dengan time line yang tertata rapih. Sayangnya masih banyak pola kerja yang masih mengutamakan lembur sebagai solusi atas kelalaian dalam menjaga efisiensi waktu dalam bekerja. Bukan hal yang baru bila umumnya orang akan menggunakan waktu lebih banyak di akhir deadline dibandingkan masa tenggat waktu yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal

1. over convidence

Kebiasaan ini muncul saat seorang pekerja merasa pengalamannya selama inin mampu menajdi pendongrak efektivitas kerja di tenggat waktu akhir. Hal ini memunculkan masalah yang sangat besar bila dibiarkan bergitu saja. Dengan pengalaman lebih, seharusnya pekerjaan dapat dipersingkat dengan mengoptimalkan setiap jeda waktu yang ada untuk fokus dalam mengejar target kerja. Pengalaman menjadi evaluasi bagi pengambilan kebijakan dalam bekerja seefektif mungkin.

2. lembur berarti tambahan income

ini sering terjadi dalam pemahaman pekerja yang dijanjikan tambahan income dengan lembur. Sesuai perjanjian kerja, seorang karyawan umumnya bekerja 8 jam perhari. hal ni dengan mempertimbangkan waktu istirahat yang cukup bagi karyawan dalam beraktifitas untuk sehari penuh. Lembur bukanlah tambahan kerja jika ia merupakan bagian dari target capaian 8 jam perhari. Seorang pemiliki perusahaan atau bagian HRD harus cermat melihat pembagian kerja agar lembur dapat di hemat seminimal mungkin. Hal ini akan memunculkan masalah besar apabila kebijakan yang diberikan tidak sesuai dengan ekspektasi kerja oleh pemilik perusahaan atau pimpinan. Lembur hanya dapat diberlakukan apabila terdapat pekerjaan tambahan yang tidak diprediksi atau sesuatu yang timbul diluar perencaaan awal. sudah saatnya untuk para pimpinan bijak memberlakukan waktu kerja yang tepat untuk para karyawan.

3. perencanaan yangtidak matang

dalam salah satu konsep alur kerja, plannng atau perencanaan memegang porsi yang cukup besar dari seluruh rangcangan kerja. salah satu quote yang terkenal adalah " apabila aku diberi waktu untuk membuat sesuatu selama 60 menit, maka 45 menit pertama kana kuhabiskan untuk membuat rencana". Perencanaan yang matang akan menyelesaikan semua masalah yang mungkin timbul dalam aktivitas kerja. Termasuk mencegah kelalaian waktu dalam bekerja. terdapatnya waktu kosong atau tidak produktif adalah disebabkan perencanaan yang tidak matang dalam memandang suatu target kerja. untuk itu manajemen perlu menyisihkan banyak waktu dalam berencana dibandingkan hanya mngutamakan proses kerja monoton bagi karyawannya.

4. pembagian yang tidak adil

adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan t empatnya atau prosinya. adil tidak harus sama, namun melihat subjek dan objek yang tepat dalam menetapkan target kerja. permasalahan yang sering muncul terutama pada perusahan dengan model hirarki adalah terlalu banyak bos untuk bawahan yang terbatas. Dilain sisi juga terlalu banyak pekerjaan teknis untuk manajerial yang melimpah. hal ini sangat berbahaya bagi capaian target kerja. Seharusnya seorang manajer atau pimpinan mengutamakan pembagian kerja sesuai dengan target daripada jabatan yangtersedia. upaya memangkas jumlah pejabat dapat menajdi solusi praktis dalam pembagian adil dalam bekerja. Sehingga target pekerjaan kan lebih mudah terealisasi.

Demikian beberapa penyebab munculnya masalah lembur di akhir tahun yang sering terjadi. Sesungguhnya setiap pekerja adalah manusia yang punya waktu terbatas dan prioritas yang berbeda. pekerjaan adalah pekerjaan tim tanpa meninggalkan asas manusiwai. Kini kit perlu untuk menilik lagi konsep pembagian kerja dan keadilan dalam dunia kerja demi tercapainya masyarakat yang sehat finansial maupun mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun