Mohon tunggu...
M Hadi Saputra
M Hadi Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Alumni Mahasiswa Linkage program Magister ITB dan Hiroshima University Alumni Mahasisiwa Kehutanan UGM Tertarik dengan IPTEK Kehutanan dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pandemi Balasan Alam pada Manusia

12 September 2020   08:40 Diperbarui: 12 September 2020   08:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tak heran, jika Manusia perlu untuk merenung sejenak dalam cangkang kecilnya yang di sebut rumah, akan setiap tindakan yang pernah iya lakukan pada alam. Pandemi ini menjadi teguran bagi setiap insan untuk mengakui, bahwa alam berhak untuk membalas terhadap apa yang kita lakukan padanya."

Manusia diperkiran telah hidup lebih dari ratusan ribu tahun yang lalu. Bukti sejarah dari kitab agama samawi menunjukkan Nabi adam sebagai manusia pertama yang turun ke bumi bersama keluarganya. Manusia pertama sejak saat itu telah mewarisi bumi beserta alam yang terkandung didalamnya untuk dimanfaatkan secara bijak untuk keberlangsungan umat manusia.  

Dengan kecerdasannya, manusia telah berkembang dari zaman prasejarah hingga era jagad maya seperti saat ini dengan mengeksploitasi segala manfaat dari alam. Pemanfaatan kayu dan batu dalam pertukangan serta bercocok tanam, membangun peradaban dengan berbagai bentuk seni dan arsitek yang unik. Penggalian higga perut bumi demi bermacam material dan mineral yang bermanfaat dalam berbagai komponen elekteronik. Tanpa sadar kemajuan teknologi menginisiasi segala bentuk pertambangan untuk mencari berbagai material sebagai bahan baku yang baik sadar maupun tidak sadar telah mencederai alam. Dengan bijak manusia berkata untuk berbuat demi menjaga alam tetap lestari namun kenyataannya hanya slogan yang menghiasi sudut literasi. 

Sesungguhnya dalam setiap langkah perjalanan manusia, Sang Pencipta  telah memberikan panduan yang terang bagaiamana kita sebagai manusia untuk dapat berlaku adil terhadap alam. Tercermin dalam beragam agama dan budaya yang mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Bagimana manusia berlaku bijak atas setiap tindakan pada alam serta apa yang akan terjadi saat manusia menyimpang dari keselarasannya bersama lama. Namun, setiap jiwa pasti memliki godaan hasrat yang sangat besar, yang mana membawa pada kerusakan dan keserakahan akan keinginan menguasai segalanya. Munculnya peperangan, keinginan menguasai, keberadaaan yang lebih superior dibandingkan yang lain. Serta memunculkan bermacam kerusakan akan setiap hasil maha karya yang telah di bangun berpuluh-puluh tahun. 

 Tak kurang, sepanjang hidup manusia, alam melontarkan amarahanya dengan beragam bencana. Kini, sejenak kita pun dipaksa untuk terdiam sejenak dalam cangkang, merenungi balasan alam dengan pandemi yang muncul karena keserakahan manusia. Lebih dari jutaan ribu orang terkena virus ini sejak 2019 yang lalu. dan tak kurang 900.000 menjadi korban. Tiap negara membuat peraturan ketat untuk mencegah penularan. armada pesawat terbang berkurang, transportasi darat pun dibatasi geraknya. manusia dihimbau untuk mengenakan masker dan menjaga jarak natara satu dan lainnya. kini kita diam dalam sangkar dan alam mengambil alih. 

Sejenak udara terasa lebih segar dari berbagai macam asap kendaraan, avtur dari pesawat terbang, bahkan polusi dari setiap bahan bakar fosil dari pabrik. setiap pekerja dirumahkan hingga ekonomi pun mulai berdampak. disisi lain, satwa liar yang sering terpojok mucnul di areana publik, berjalan santai dan bergerilya mencari makanan di setiap sudut rumah. sedangkan manusia, merenung dalam sangkarnya. 

Kini balasan itu datang kembali. Pandemi dari alam untuk manusia.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun