Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan
Muhammad Fauzan Mohon Tunggu... Tutor - pelajar, diajar, mengajar :)

Geografi LIngkungan 2017 seorang pembelajar dan berusaha berbagi apa yang telah dipelajari, semoga bermanfaat :) pertanyaan? sila menghubungi: 0823 1852 4590

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beasiswa Bazma Pertamina, Menebar Manfaat Sekecil Apapun Jua

22 Februari 2019   15:01 Diperbarui: 22 Februari 2019   15:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agustus 1999, lahir seorang laki-laki yang diharapkan menjadi seorang yang berpangkat guna mengangkat harkat martabat keluarga. Namun, anak itu ingin memperluas makna bahwa tidak hanya memiliki kedudukan lebih dari itu ialah tentang manfaat yang ditebarkan. Kemenangan yang terpuji, begitulah arti dari nama anak laki-laki itu dan kisah serta mimpinya yang akan tertulis selanjutnya.

Ia bertumbuh di warung dengan lingkungan pedesaan yang menjadi wadah pembelajaran bagi kehidupannya. Jujur, rendah hati, negosiasi, serta etika merupakan beberapa pelajaran penting yang ia dapatkan. 

Hal sesederhana tersebut yang menjadikan ia aktif di masyarakat hingga di bangku sekolah. Saat di rumah, Ia aktif di masjid dan karena masjid merupakan sentral aktivitas masyarakat. Alhasil, ia banyak mengikuti kegiatan di masjid yang bermanfaat bagi sekitar. Kegiatan kecil seperti bantu bersih-bersih, mengutip takjil ketika bulan Ramadhan, hingga menebar beras dari zakat fitrah. 

Menduduki bangku Sekolah Dasar, ia terpilih menjadi bagian dari Dokter Kecil, berlanjut di saat Sekolah Menengah Pertama menjadi Dokter Remaja serta menjadi ketua kelas selama 3 tahun berturut-turut dan terakhir di saat Sekolah Menengah Atas dengan bekal dari masa kecilnya ia menjadi Ketua Umum Palang Merah Remaja serta mewarnai beberapa ekstrakurikuler seperti Basket serta berusaha menjadi baik bersama Kerohanian Islam.

Anak laki-laki itu kemudian menjadi remaja yang aktif bersosial namun jarang membaca karena alergi melihat buku tebal, alhasil wawasannya terbatas sekolah dan rumahnya. Namun, adanya kegiatan Pagi Literasi di kelas 3 SMA membuatnya 'terpaksa' untuk mulai membuka lembar demi lembar. Hidupnya terasa bergairah pun bersemangat ketika menyelesaikan Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang banyak memberikan wawasan serta motivasi untuk merantau. Atas izin Allah, ia pun terbang untuk pertama kalinya menuju Kota Pendidikan, Yogyakarta.

Tempahan jati diri yang dibangun sejak dini menjadi suatu hal penting baginya di perantauan. Kemampuan interaksi yang ia miliki pun menjadi sangat berguna hingga ia mengikuti beragam kegiatan di kampus, dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa hingga kepanitiaan olimpiade tingkat nasional. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian merupakan nilai yang tercantum dalam Tri Dharma Mahasiswa. 

Berusaha memberikan aksi nyata walau memang belum berdampak luas hasilnya. Ia menjadi pengajar bidang Geografi di suatu komunitas sukarela bernama Bimbingan Antar Teman untuk pelajar kelas 3 SMA yang membutuhkan, kemudian ia melakukan ekspedisi di Gemawang pada tahun 2018 dengan hasil berupa inventarisasi mat aair dan ekspedisi di Jatiyoso pada awal tahun ini yang hasilnya dihibahkan kepada masyarakat disana.

Sebagai mahasiswa geografi lingkungan, ia mempelajari banyak hal tentang lingkungan fisik serta sosial. Adanya salah satu prinsip penting bagi hidupnya yaitu perkataan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat, maka dari itu ia berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Saat ini, ia sedang belajar yang terfokus terkait kebencanaan serta mengabdi dalam tim penyusunan dokumen kontijensi bencana untuk daerah Kecamatan Berbah, berlanjut menjadi pengajar geografi di Bimbingan Antar Teman.

 Merantau merupakan keputusan krusial yang mengubah hidupnya. Melihat kondisi bangsa bukan hanya dari berita di media namun ia berusaha hadir ke tengah mereka. Ia menyadari bahwa begitu banyak kesalahan serta permasalahan yang menggerogoti tubuh bangsa ini, maka salah satu hal yang akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa ialah pendidikan. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela bahwa pendidikan ialah senjata terkuat yang dapat kamu gunakan untuk merubah dunia. Bukan hanya sebatas pengajar di kelas, ia ingin menjadi Pengajar Muda dengan bergabung bersama Indonesia Mengajar agar dapat menambah pengalaman serta mengasah kemampuan.

 Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat dalam 10 tahun terakhir telah terjadi kejadian bencana dengan total 19.376.  Angka tersebut menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki ancaman bahaya yang besar. Mengetahui hal tersebut, ia ingin berkontribusi aktif perihal kebencanaan terkait tentang mitigasi bencana baik nantinya bergabung dengan BNPB ataupun organisasi sejenis lainnya.

Mitigasi bencana merupakan hal sangat penting untuk menghadapi bencana serta untuk keberlanjutan suatu daerah yang tertimpa bencana. Hingga akhirnya masyarakat bangsa ini memandang bencana bukan sebagai ketakutan, namun itu sebuah fenomena alam yang dapat menjadi pelajaran bagi  kehidupan. Lebih dari itu ia bercita untuk membangun Sekolah Alam Tangguh dengan kurikulum berdaya dari alam sekitar serta berbasis mitigasi bencana yang harapannya lulusan sekolah tersebut tidak perlu pergi jauh untuk hidup, namun mereka dapat berjuang dan berdaya dengan apa yang ada di sekitar mereka.

Itulah kisah ia seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi bermanfaat dan berjuang menggapai cita. Untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Anak laki-laki itu ialah saya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun