Mohon tunggu...
Muhammad Farid
Muhammad Farid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Malang

Kamu nyata tetapi masih abstrak dimataku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Diusia Dini Berpengaruh terhadap Pembentukan Mental

17 Juni 2021   14:57 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberhasilan pada masa kanak kanak menjadi landasan bagi keberhasilan mereka dimasa mendatang. Usia dini disebut juga sebagai golden age atau usia keemasan, artinya apabila seorang anak mendapatkan perlakuan yang baik, maka ia akan memiliki kepercayaan diri yang baik sebagai salah satu kunci utaman keberhasilan dimasa mendatang. Maka dari itu peranan orang tua dalam mendidik sangatlah penting. Selain sebagai orang tua bagi si anak, orang tua juga berperan sebagai guru pertama, pembimbing,pengajar,dan sebagai teladan bagi anak-anaknya.

Anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua dansudah sepatutnya sebagai orang tua harus menjaga dan melindungi anak --anaknya. selain menjaga dan melindungi anaknya, orang tua juga harus bertanggung jawab dalam memberikan kasih sayang yang layak dan  membesarkan anaknya. Orang tua harus memperhatikan perkembangan anak dan masa depan anak- anak agar dapat menjadi orang sukses dan penerus bangsa. Anak adalah titipan anugrah terindah yang tuhan berikan, yang selayaknya di didik penuh dengan kasih sayang dan cinta. Akan tetapi banyak sekali anak-anak yang di sia-siakan oleh orang tuanya dengan tidak menjaga,tidak memberi kasih sayang, bahkan sampai tidak memperlakukan anak dengan baik sebagaimana mestinya.

Kekerasan anak masih masih banyak terjadi ditengah- tengah masyarakat, mulai dari kekerasan, penganiayaan, pembunuhan dan bentuk kekerasan lainnya yang berdampak buruk bagi perkembangan mental anak. Seharusnya seorang anak diberi pendidikan yang tinggi, serta didukung dengan kasih sayang agar jiwa mereka tidak terbelenggu. Kekerasan pada anak terjadi karena pola asu orang tua. mereka menganggap bahwa kekerasan pada saat mengasuh anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan 'jika di didik dengan keras akan menciptkan kepribadian anak yang tangguh dan kuat'. Pemikiran seperti ini sudah menjadi turun-temurun dikalangan orang tua. Pengajaran atau pola asuh yang diberikan kepada anak seperti apa yang mereka terima dari orang tua mereka dahulu.

kekerasan yang sering terjadi  pada anak adalah kekerasan verbal dan kekerasan fisik. Kekerasan verbal merupakan kekerasan perasaan dengan menggunakan kata-kata. Sedangan kekerasan fisik adalah kekerasan yang dapat mengakibatkan luka,rasa sakit,dan jatuh sakit. Orang-orang menganggap dampak kekerasan fisik lebih bahaya daripada kekerasan verbal. Hal tersebut wajar kerena kekerasan fisik bisa berupa menendang, memukul, menampar,menjambak sehingga  sering kali meninggalkan bekas dan bahkan cacat. Akan tetapi tak banyak orang yang tau bahwa kekerasan verbal yang diberikan kepada anak akan sangat berdampak cukup lama. Hal ini terjadi kareana dalam kekerasan verbal tidak berdampak pada ke fisik anak, tetapi dapat merusak mental anak dalam beberapa tahun kedepan.

'Nah kan jatuhh!! Makanya gausah lari-lari jalan ajakan bisa!' Selalu menyalahkan anak termasuk kedalam kekerasan verbal. Terlalu sering menyalahkan anak akan mengakibatkan anak merasa rendah diri,sedih, sakit hati dan menganggap tindakan yang anak lakukan selalu salah. Bahkan dampak terbesarnya, anak akan kehilangan harga dirinya. 'Coba tuh liat si Ilham, dari kelas 1 sampe kelas 5 rangking 1 terus'. Tak hanya menyalahkan anak, membanding-bandingkan anak juga termasuk dalam kekerasan verbal. Sering membandingkan anak akan membuat mereka merasa minder atau tidak percaya diri. Ia juga akan muncul pikiran 'kok diriku seperti ini, kok aku ga bisa seperti orang lain'. Selain itu anak juga akan lebih menarik diri dari pergulan karena tidak percaya diri, sulit berkembang. Dan bahkan dalam kasus yang lebih serius akan muncul untuk membenci dirinya sendiri serta sulit menemukan potensi dalam dirinya. Satu lagi kekerasan verbal yang sering dialami anak yaitu ancaman. Ancaman merupakan cara yang efektif untuk membuat anak menurut. Akan tetapi sering memberikan ancaman kepada anak mengakibatkan anak  mengabaikan orang tua. Anak yang terlalu sering diancam akan cenderung terbiasa diberi ancaman dahulu agar mau mendengarkan/ melakukan perintah orang tuanya.

Efek lain dari kekerasan diusia anak-anak adalah tumbuh kembang yang tidak optimal, khususnya pada otak. Perkembangan otak yang optimal terjadi pada masa kanak-kanak. Pada masa ini otak berkembang sangat cepat. Apabila anak sering mendapatkan kekerasan berulang-ulang dan tekanan mental yang berat dapat memengaruhi respon pada otak menjadi lebih reaktif, kurang adaptif dan tergaggunya perkembangan struktur otak.  Bagian otak yang mengalami kerusakan antaranya adalah hipokampus. Hipokampus berfungsi sebagai menyimpan memori dan memproduksi hormon kartisol. Hormon kartisol merupakan hormon yang muncul pada saat tubuh mengalami stres,baik fisik maupun emosional. Anak yang mengalami kekerasan kemungkinan akan mengalami depresi,sehingga hormon ini akan terus bertambah jumblahnya baik pagi atau pun malam. Normalnya hormon kartisol akan meningkat jumlahnya pada pagi hari dan menurun pada saat malam hari. Selanjutnya adalah bagian Amigdala, berfungsi sebagai mengendalikan emosi,seperti rasa senang dan takut. Dan terakhir adalah Otak depan, bertugas untuk mengontrol fungsi kognitif, seperti memori, ekspresi emosional, proses berfikir,libido/ hasrat seksual. Ketika anak mengalami kekerasan proses perkembangan kognitif pasti akan mengalami hambatan. Seperti anak selalu memasang ekspresi cemberut, berbicara menjadi terbata-bata dan proses berfikir akan menjadi lambat. Sehingga dapat berujung pada penurunan prestasi akademik dan gangguan kesehatan pada saat dewasa.

REFERENSI

Asla De Vega, H. K. (2019). Pengaruh Pola Asuh dan Kekerasan Verbal terhadap Kepercayaan Diri. Volume 3 Issue 2 (2019) Pages 433-439, volume 3, 434-439.

Putri, A. M. (2012). PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK. JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, 22-29.

Tri Sella Margareta, M. P. (2020). KEKERASAN PADA ANAK USIA DINI. Wahana Didaktika Vol. 18 No.2 Mei 2020 : 171-180, 171-180.

Hastuti, D. (2016). STRATEGI PENGEMBANGAN HARGA DIRI ANAK USIA DINI. JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016, 39-50.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun