Mohon tunggu...
Muhamad Farhan
Muhamad Farhan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kondisi Alam Membaik, Dampak Corona?

15 September 2020   11:52 Diperbarui: 15 September 2020   11:55 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti kita ketahui, kondisi alam di seluruh penjuru dunia mengalami penurunan kualitas setiap tahunnya. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran terhadap kondisi alam. Namun pada tahun 2020, masyarakat dunia dipaksa untuk menghentikan sebagian besar aktivitasnya. Akibatnya terbentuk kondisi dimana alam dapat memperbaiki diri tanpa mengalami kerusakan.

Adanya pandemi corona mengharuskan pemerintah di berbagai daerah melakukan lockdown. Dengan diberlakukannya lockdown, masyarakat melakukan aktivitasnya dari rumah sehingga kondisi alam membaik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan masyarakat sering merusak alam dalam melakukan aktivitasnya baik secara sadar maupun tidak sadar.  

Dikutip dari merdeka.com, kondisi udara di India menjadi lebih bersih, padahal India adalah negara keenam dari 10 negara paling tercemar di dunia. Tentunya kondisi tersebut merupakan hasil dari perpanjangan lockdown di India. Berdasarkan laporan Aliansi Global Kesehatan dan Polusi pada Desember 2019, India bertanggung jawab atas kematian lebih dari 2 juta orang akibat polusi udara.

Pada 25 maret, hari pertama lockdown, tingkat rata-rata PM 2,5 menurun 22 persen dan nitrogen dioksida yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil turun 15 persen, menurut data polusi udara yang dianalisis oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara bersih. Selain itu, kondisi Sungai Gangga dan Sungai Yamuna juga semakin jernih.

Di Indonesia sendiri juga mengalami perbaikan kualitas udara seperti yang terjadi di Kota Jakarta. Namun kualitas udara di Jakarta tidak meningkat secara signifikan. Disampaikan oleh analis Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), Isabella Suarez, kondisi kualitas udara di Jakarta selama pandemi ini masih tetap mengkhawatirkan. 

"Bahkan dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini pun, kualitas udara di Jakarta tidak meningkat secara signifikan (kualitas baiknya)," kata Isabella dalam diskusi daring bertajuk Polusi Lintas Batas: Darimana Asal Kerumunan Gas Beracun di Kota Jakarta? yang dilakukan pada Selasa (11/8/2020).

 Meskipun perbaikan kondisi alam di berbagai negara bervariasi peningkatannya, tetap saja banyak negara yang mendapat dampak yang baik. Terbukti dengan membaiknya kualitas beberapa wilayah di berbagai negara, seperti di Vanesia, Himalaya, dan beberapa bagian Tiongkok.

COVID-19 telah memberi dampak negatif kepada perdagangan dan ekonomi. Namun ada efek positif bagi Bumi karena kegiatan industri tertahan, polusi industri berkurang, dan kualitas lingkungan hidup meningkat. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebutkan oleh organisasi lingkungan internasional Greenpeace.   

Dengan demikian, COVID-19 memberikan dampak positif bagi alam. Tetapi tidak berlaku bagi manusia. Banyak korban yang meninggal akibat dari pandemic COVID-19. Jika dipikirkan, fenomena tersebut mirip dengan sistem barter.      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun