Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Ridho
Muhammad Faisal Ridho Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang mengambil jurusan olahraga karena saya cinta olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSSI dan Sistem Pertandingan Liga Indonesia di Masa Pandemi

20 Januari 2021   17:19 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:30 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepak bola adalah jenis olahraga yang memainkan bola menggunakan kaki dengan tujuan mencetak gol ataupun skor sebanyak mungkin dan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya baik itu oleh asosiasi sepak bola atau pihak lain yang berwenang. Indonesia sebagai penduduk keempat terbanyak di dunia juga memiliki kegemaran kepada sepak bola. Tidak berlebihan jika Indonesia disebut negara penggila sepak bola. 

PSSI secara resmi dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.

PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.

Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyamai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.

Sepak bola Indonesia saat ini sedang berhenti karena wabah COVID-19 yang masih menyebar. Namun begitu PSSI selaku induk sepak bola Indonesia sedang mencari cara agar kompetisi liga kembali bergulir tentu dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Namun soal sistem pertandingan masih belum jelas.

Dalam pertandingan atau kejuaraan olahraga terdapat beberapa macam sistem pertandingan. Macam macam sistem pertandingan olahraga tersebut dapat berupa bagan pertandingan. Bagan pertandingan disusun dengan tujuan yaitu memutuskan tim kapan dan siapa yang akan bertanding. Bagan pertandingan ini ditentukan dengan pengundian dari tim atau pemain yang disebut Drawing. Drawing ialah nomor undian yang diambil oleh setiap tim atau pemain dan harus sesuai dengan nomor pada bagan pertandingan. Nomor bagan pertandingan diundi dengan melakukan beberapa tahap tertentu.

Dalam olahraga ada banyak sistem pertandingan yang biasa digunakan seperti sistem gugur, dan sistem kompetisi. 

Sistem gugur tunggal atau sistem gugur satu kali kalah. Syarat-syarat dalam sistem gugur harus memenuhi deret ukur. Jumlah peserta harus memenuhi angka perumusan 2. ( 2, 4, 8, 16 dst ). Jika peserta tidak memenuhi syarat di atas maka kita harus menggunakan sistem gugur dengan babak penyisihan atau sistem bye (menang tanpa bertanding).

a) Sistem Gugur Tunggal, Sistem gugur tunggal atau gugur normal merupakan macam sistem pertandingan olahraga yang mengharuskan setiap tim atau peserta memiliki jumlah pemain genap (dapat dibagi dua). Maka dari itu pertandingannya dapat dilakukan dengan rumus "Jumlah peserta dikurangi satu" (Jumlah Peserta - 1 = . . .). Misalnya dalam sebuah pertandingan terdapat 8 tim yang ingin berlomba. Maka dari akan dilakukan pertandingan sejumlah 7 babak (8 - 1 = 7).

b) Sistem Gugur Tunggal dengan babak penyisihan/sistem bye, istem gugur dengan bye merupakan macam sistem pertandingan olahraga menggunakan sistem jumlah pemain ganjil, maka dari itu dalam bagan pertandingan terdapat beberapa tim yang tidak memperoleh lawan. Untuk pemain yang tidak memperoleh lawan biasanya diberikan hak istimewa yang bernama Bye. Sistem bye merupakan pemberian hak istmewa kepada peserta tertentu dalam sebuah pertandingan sehingga dapat langsung masuk ke tahap selanjutnya. Misalnya saja seorang peserta yang tidak memperoleh lawan. Peserta tersebut akan langsung masuk ke tahap II tanpa harus melewati tahap I terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun