Mohon tunggu...
Fadli
Fadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat sejarah dan budaya

Menyukai dunia sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerhana Bulan dan Tahayul Orang Melayu

27 Mei 2021   10:02 Diperbarui: 3 Februari 2022   20:35 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/27/054510565/populer-tren-gerhana-bulan-total-26-mei-lempengan-besi-di-tabung-gas-3-kg

Gerhana bulan total berwarna merah yang disebut dengan Super Blood Moon kabarnya terjadi setiap 195 tahun sekali. Hampir 90 persen wilayah Indonesia bisa menyaksikan gerhana bulan tadi malam. Di Daik daerah Kabupaten Lingga, kebetulan cuaca sedang cerah sehingga dengan mudah gerhana bulan bisa disaksikan penduduk. Gerhana bulan merupakan kejadian alam semesta yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Terjadinya gerhana bulan akibat terhalangnya sinar matahari oleh bumi. Jika bulan terhalang keseluruhan bayang bumi mengakibatkan gerhana bulan total. Dalam kehidupan orang Melayu masa lalu, ada satu kepercayaan tahayul tentang gerhana bulan atau pun matahari. Kepercayaan ini bertolak belakang dengan dunia ilmu pengetahuan. Sebagian dari mereka yang telah dijelaskan secara ilmiah pun menolak dan lebih percaya pada tahayul.

Kepercayaan tahayul orang Melayu tentang gerhana dikisahkan juga oleh Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dalam karangannya yang berjudul Hikayat Abdullah. Karangannya ini selesai ditulis di daerah Kampung Melaka, Singapura,  pada 3 Mei 1843 dan di cetak dengan cara cetak batu di Singapura pada Maret 1849.  Semasa berada di Singapura, walau pun telah dia jelaskan, sebagian orang-orang Melayu, Cina dan India tidak percaya bumi berbentuk bulat. Mereka mempunyai pendapat sesuka hatinya, ada yang mengatakan bumi mempunyai tujuh penjuru, dan ada pula yang mengatakan empat penjuru. Mereka tidak percaya kapal orang barat pernah mengelilingi bumi. Mereka juga mempunyai berbagai kepercayaan tentang gerhana matahari dan bulan. Ada yang mengatakan bulan di makan rauh atau ular, sehingga pada masa itu orang Melayu sangat percaya. Rauh nama lain dari ular,  menurut Abdullah berasal dari bahasa yang biasa dipakai oleh orang-orang Hindu. Ada juga yang mengatakan gerhana bulan terjadi karena bulan sakit, dan bulan jatuh ke dalam lumpur.

Abdullah juga berkisah, dia melihat penduduk di negeri-negeri Melayu jika terjadi bulan gerhana membunyikan sesuatu. Seperti ada yang memukul lesung dan ada yang menembak. Bunyi-bunyian itu dipercaya membuat ular melepaskan bulan. Ada juga laki-laki dan perempuan yang berteriak keras dengan mengatakan "Oh rauh lepaskan bulan kami !" Di hulu Melaka orang mengetuk kuku sama suku, karena mereka percaya suaranya bisa mencapai langit. Abdullah juga mencari tahu kepercayaan yang bertolak belakang dengan dunia ilmu pengetahuan lewat seorang Cina guru dari Tuan Paderi Milne. Dia mendapatkan cerita, dilangit ada seekor anjing tertambat, jika terlepas akan berlari memakan bulan. Orang Siam mempunyai kepercayaan matahari kawin dengan bulan. Bulan lari karena malu terhadap matahari. Bulan yang lari dikejar dan dipegang matahari sehingga muncul gerhana. Abdullah menjelaskan kepada masyarakat tentang fenomena gerhana secara ilmiah supaya mereka tidak mempercayai lagi hal-hal yang tidak masuk akal. Penjelasannya sangat sulit diterima oleh masyarakat yang telah bersebati dengan hal-hal tahayul sehingga Abdullah dalam tulisannya menyebutkan "Adapun segala perkataan ini kepada mereka itu seperti orang menuangkan secawan air tawar ke dalam laut, bolehkah air laut itu menjadi tawar ?. Demikian adanya perkataanku ini pun tiada berfaedah kepada mereka itu."

Di Daik daerah Kabupaten Lingga di masa lalu punya juga kepercayaan tahayul tentang gerhana bulan. Gerhana bulan dianggap membawa sial atau keburukan. Kepercayaan tahayul dari masa lalu muncul karena sebagian masyarakat masih belum menerima atau belum percaya pada ilmu pengetahuan. Gerhana bulan di masa yang lalu dianggap sebagai suatu kejadian buruk. Bulan yang tengah bersinar terang tiba-tiba menjadi gelap dianggap sesuatu yang tidak wajar dan aneh. Gerhana bulan dianggap membawa  nasib buruk kepada manusia di bumi. Mereka menghubungkan dengan kejadian-kejadian buruk yang bakal berlaku di masa depan. Mereka percaya rumah atau bangunan yang belum diberi atap nantinya mendapat sial akibat gerhana bulan. Jika ada ada perempuan hamil perlu mandi di bawah tangga untuk membuang sial. Kepercayaan tahayul ini telah ditinggalkan masyarakat, mungkin hanya segelintir orang yang masih percaya. Kini sebagian besar masyarakat lebih percaya kepada ilmu pengetahuan. Tetapi di zaman yang serba modern ini,  masih ada juga segelintir orang yang sangat percaya pada ocehan para peramal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun