Mohon tunggu...
Fathur Rozi
Fathur Rozi Mohon Tunggu... -

Selepas kerja fulltime di dunia pariwisata, kini saya mengembangkan media online WWW.SILATURAHIM.CO.ID untuk berbagi inspirasi dan solusi guna meraih sukses di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vonis Mati Batal Berkat Anak Yatim

17 April 2016   14:30 Diperbarui: 17 April 2016   14:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cakend.blogspot.co.id"][/caption]Sering kita dengar tentang keajaiban yang terjadi setelah seseorang rajin menyantuni anak yatim. Mengapa bisa terjadi? Penyebabnya adalah karena anak yatim memiliki kedudukan yang mulia di dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw. Selain itu, ketika mereka berdoa, Arsy Allah seakan bergetar. Para malaikat silih berganti  mengamini dan Allah mengabulkan doa-doa mereka.

Hal inilah yang dialami oleh saudara kita, sebut saja namanya Adam. Dia punya cita-cita yang luhur. Selepas kuliah, Adam tidak ingin melamar kerja tetapi ingin berwiraswata dan membuka pekerjaan baru buat orang lain. Dengan begitu dia berharap banyak orang akan tertolong dengan pekerjaan yang ia berikan. Juga banyak orang yang pada akhirnya mendapatkan rezeki melalui jalannya.

Namun cita-citanya hanya tinggal cita-cita. Awalnya, Adam merasakan keluhan panjang pada tubuhnya. Begitu diperiksakan dokter, betapa kagetnya dia setelah mengetahui bahwa ada kanker ganas dalam tubuhnya. Dan yang membuat dia merinding ketakutan adalah vonis dokter yang mengatakan bahwa hidupnya hanya tinggal beberapa minggu lagi.  Vonis dokter itu membuat hidupnya hampa, stress dan tidak mempunyai arah. Setiap waktu, bayang-bayang kematian senantiasa menghantui dan datang bersama malaikat maut yang siap mengambil nyawanya.

Lama-kelamaan Adam akhirnya sadar bahwa hidup dan mati seseorang sudah diatur oleh Allah Swt. Karena itu, seharusnya yang ia lakukan adalah menyiapkan diri sebaik mungkin agar bisa menghadap Allah dengan hati dan pikiran yang tenang. Adam ingin mengisi sisa hidupnya dengan hal-hal yang bermanfaat. 

Satu hal yang sudah lama ingin dia lakukan adalah hidup serumah dengan anak yatim dan menghabiskan sisa waktunya dengan mereka. Dengan seizin orangtuanya, Adam mengumpulkan anak-anak yatim dan merawat mereka di rumahnya. Dia menganggap anak-anak itu sebagai bagian dari keluarga dan dirinya sendiri. Di rumah itu kini tampak keceriaan dan kebahagaian karena kelucuan dan canda tawa anak-anak yatim. Wajah Adam pun tak lagi murung. Ia merasa seakan tak ada penyakit apapun yang diidapnya.   Hal ini membuat keluarga besarnya heran atas perubahan yang terjadi pada dirinya.

“Melihat keceriaan dan ekpresi wajahnya seakan-akan Adam tak punya masalah apapun dengan kesehatannya. Atau jangan-jangan dia memang benar-benar sudah sehat dan penyakit yang membahayakan itu sudah tidak ada lagi dalam dirinya?” ujar pamannya ketika berkumpul bersama keluarga besar Adam.

“Yah .. kita berprasangka baik saja kepada Allah. Semoga Dia memang benar-benar menghilangkan penyakit itu dari anakku,” kata ibunya menimpali.

“Kita harus yakin Kak,” kata paman Ahmad. “Bukankah Ustadz kemarin juga mengatakan agar kita mengobati penyakit kita dengan banyak bersedekah dan menyantuni anak-anak yatim sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah.”

“Ya .. saya percaya itu. Rasulullah tak pernah asal bicara atau sesumbar. Pasti yang dikatakan oleh beliau itu sebuah kebenaran.”

Perlahan waktu berjalan, hari demi hari, minggu demi minggu setelah vonis dokter dijatuhkan. Tak seperti perkiraan dokter, ternyata Adam masih bisa bernafas dan sehat seperti tak punya penyakit apapun. Adam tak hanya tetap hidup, bahkan dia kelihatan lebih segar dan bugar. Team dokter yang menanganinya merasa takjub dan dibuat penasaran dengan perubahan itu. Untuk memastikan kondisi kanker Adam, para dokter itu melakukan pemeriksaan lebih teliti lagi terhdap penyakit Adam. Akhirnya, sampailah kabar yang menggembirakan dari hasil pemeriksaan itu. Di tubuh Adam kini sama sekali tidak ada lagi aktifitas kanker yang membahayakan tersebut.

Tangis bahagia dan haru pun menyelimuti setiap wajah keluarga Adam. Mereka bersujud syukur, memuji kebesaran Allah Swt. Sungguh Allah Maha Benar, begitu pun dengan Rasul-Nya, Muhammad Saw. 

Referensi, Keajaiban Menyantuni Anak Yatim,  Mujahidin Nur, ZAHIRA, Jakarta, November 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun