Mohon tunggu...
Meyla Tryana
Meyla Tryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program studi Administrasi Pendidikan Universitas Jambi 2018

Administrator 2018

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi dalam Meningkatkan Minat Siswa Masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

22 Maret 2021   22:49 Diperbarui: 22 Maret 2021   22:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan ialah perihal yang berarti dalam kemajuan sesuatu bangsa, untuk jadi bangsa yang maju nyatanya impian setiap Negeri di dunia. Pendidikan ialah suatu proses dalam melahirkan generasi penerus yang bermutu. Pembelajaran ditempuh melalui tiga jalur, yakni pendidikan formal, pendidikan informal, serta pendidikan non formal. Pada jalur formal mempunyai jenjang yang jelas mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Salah satu wujud pendidikan formal yang mendukung kenaikan dalam taraf hidup bermasyarakat ialah Sekolah Menengah Kejuruan(SMK). Tujuan didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 0490/ U/ 1992 ialah memperluas pengetahuan yang didapatkan pada jenjang pendidikan dasar sehingga partisipan didik bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, serta tujuan yang sangat utama ialah mempersiapkan siswa untuk siap merambah dunia kerja dengan perilaku profesionalisme. 

Pada saat ini mayoritas siswa yang sudah tamat SMP lebih memilih masuk ke SMA. Menurut data Depdiknas rasio perbandingan siswa yang memilah SMA dibanding Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) sebesar 70:30. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang berpikiran kalau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selaku sekolah kelas kedua dari SMA serta rendahnya minat dan motivasi mereka terhadap SMK sebagai wadah melanjutkan pendidikan. Masyarakat terkadang berpikiran kalau siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) ialah siswa buangan dari siswa yang tidak lulus di SMA. Para peserta didik yang memilih untuk masuk ke SMK yaitu mereka yang tidak terkategori tinggi dalam keahlian dasarnya, serta siswa-siswa yang merasa khawatir kalah saing dengan teman yang pandai dan telah merasa tidak akan diterima di SMA tersebut. Nah anggapan ini lah yang menjadi siswa masuk ke SMK bukan karena sebuah keinginan. Adapula dengan siswa yang cuma ikut-ikutan dengan teman dekatnya yang memilih SMA namun dia tidak mengetahui sehabis itu ia akan tetap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung mencari pekerjaan. Siswa yang melanjutkan ke SMK ialah siswa yang tidak akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi serta mau langsung mencari pekerjaan. Tetapi terdapat pula siswa tamatan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) yang masih mau melanjutkan ke perguruan tinggi seperti saya contohnya. Yang mengherankannya pula dengan siswa yang memang sengaja memilah SMA meski sehabis lulus dia tidak melanjutkan ke jenjang akademi besar serta langsung mencari pekerjaan. Artinya lulusan SMP belum menganggap kalau dalam persiapan merambah dunia kerja, memilah Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) ialah opsi yang pas dibanding memilah SMA, perihal ini pasti tidak sesuai dengan fungsi dari tujuan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK). (Hendra, 2011)

Tingkatan kualitas SMK tidak cuma dilihat pada tingginya nilai dalam ujian nasional ataupun ujian akhir sekolah saja melainkan sekolah SMK yang sanggup menyelenggarakan proses pendidikan yang bermutu serta menciptakan lulusan yang siap bekerja dan diserap dengan baik oleh dunia industri. Fasilitas serta prasarana yang lengkap yang disediakan oleh sekolah haruslah sesuai dengan tuntutan zaman supaya para lulusan tidak kebimbangan kala terjun ke dunia kerja yang harus belajar dari dasar lagi.

Program pembangunan citra positif SMK dalam meningkatkan image positif di mata masyarakat umum, orang tua serta industri penerima lulusan supaya stigma- stigma yang timbul saat ini bisa dipatahkan seperti halnya SMK yang ditatap sebagai lembaga pendidikan kelas dua, menciptakan calon tenaga kerja yang kasar, sampai peseta didik yang kerap ikut terlibat tawuran. Menciptakan rasa bangga dalam memilah SMK untuk peserta didik serta menumbuhkan rasa percaya diri untuk lulusan SMK dalam merambah dunia industri. Perihal ini ialah hal- hal yang harus lebih diperbaiki lagi.

Menurut saya, pendidik dan orang tua harus bisa memberikan bimbingan kepada siswa agar dapat memahami Sekolah Menengah Kejuruan agar dapat memilih pilihan yang tepat sesuai dengan impiannya di masa depan. Teruntuk siswa lulusan SMK dapat memberikan informasi yang lebih jelas untuk siswa sekolah menengah pertama mengenai dunia SMK seutuhnya agar dapat memberikan bimbingan kepada siswa untuk memilih sekolah yang sesuai dengan bakatnya guna mencapai cita-cita yang diinginkan. Kurikulum SMK harus disesuaikan kembali untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini, sehingga dapat fleksibel dan mampu bekerja di berbagai industri, sehingga mampu melatih lulusan yang memiliki keterampilan teknis dan non teknis.

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membawa berbagai terobosan dan inovasi bagi SMK. Saat ini, mereka berencana mengubah kurikulum pendidikan vokasi dari tiga tahun menjadi empat tahun, atau setara dengan diploma 1 atau diploma 2. Dengan cara ini peserta didik memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia industri dan dunia usaha. Siswa berkewajiban untuk mengikuti program praktik kerja di industri jika siswa tersebut belum melakukannya belum bisa dinyatakan lulus. (di lansir dari Arusmalaka.com)

Sumber :

Hendra, T. (2011). Pandangan terhadap SMK. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMP?MTs tingkat akhir memilih bidang keahlian SMK Teknologi dan Industri di Kabupaten Gunung Kidul, 5-6.

Arusmalaka.com, 12 Juli 2020. Kebijakan Baru Kemendikbud, Masa Belajar Siswa SMK 4 Tahun? Diakses pada tanggal 27 Februari 2021 dari portal https://arusmalaka.com/kebijakan-baru-kemendikbud-masa-belajar-siswa-smk-4-tahun/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun