Mohon tunggu...
Meykartika
Meykartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Mey Mahasiswa ilkom’19

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Habitus Gaya Hidup pada Generasi X sampai Generasi Alpha, Begini Tips Mengatasinya!!

17 Januari 2023   07:24 Diperbarui: 17 Januari 2023   07:34 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sebagian besar dari kita tentu tidak asing dengan istilah 'hedonisme' atau yang biasa disingkat dengan 'hedon'. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu 'Hedone' yang artinya 'Kesenangan'. Isitlah hedonisme dapat diartikan sebagai gaya hidup yang hanya mencari kepuasan tanpa batas. Hedonisme ini terjadi tak pandang kalangan, baik dari generasi x sampai generasi alpha rentan memiliki gaya hidup hedon. 

Gen X sendiri lahir pada masa awal dari penggunaan komputer, televisi kabel, video games, dan internet, yakni pada tahun 1965-1976. Sementara generasi alpha adalah generasi pertama yang lahir di dunia digital yakni pada tahun 2011-2025. Rentang perbedaan usia yang sangat jauh ini membuktikan bahwa hedonisme tidak bergantung pada seberapa dewasa orang tersebut, melainkan kemunculannya disebabkan karena habitus. Lalu, apa itu habitus?

Habitus merupakan segala perlengkapan gaya hidup yang ditampilkan seseorang dalam ruang sosial. Teori habitus menyatakan bahwa manusia sebagai mahluk sosial tentunya tidak terlepas dari proses interaksi dan komunikasi sosial antar sesama individu, maupun antar kelompok masyarakat.

Interaksi dan komunikasi sosial ini terjadi ketika manusia lahir, yang dimulai dengan proses pembatinan terhadap nilai dan norma yang berlaku, dimana kita sendiri yang menjalankan habitus itu tanpa kita sadari. Dalam kaitannya dengan gaya hidup hedonisme, seseorang yang melakukan gaya hidup tersebut seringkali tidak menyadari bahwa tindakan yang ia lakukan ini adalah suatu tindakan yang dirasa kurang baik.

Individu dalam tindakannya dipengaruhi oleh struktur atau yang kolektif/sosial. Struktur-struktur yang ada dalam masyarakat diinternalisasi oleh aktor-aktor sosial sehingga berfungsi secara efektif. Internalisasi berlangsung melalui pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan dalam masyarakat baik secara sadar maupun tidak sadar. Biasanya, habitus hedonisme ini timbul karena lingkungan sekitarnya juga memiliki gaya hidup yang sama. Intensitas yang tinggi dalam berinteraksi dengan lingkungan inilah yang membuat pelaku hedonisme sulit untuk keluar dari gaya hidup yang terkesan melakukan pemborosan secara terus-menerus.

Contoh yang paling mudah dalam menggambarkan habitus hedonisme ini adalah dengan adanya media sosial. Kita pasti sering menemukan konten di media sosial yang memberikan rekomendasi entah outfit, make-up, sepatu, makanan, dan segala produk yang ditawarkan. 

Tak jarang banyak teman-teman kita yang memakai produk-produk yang sedang hitz dan secara tidak langsung hal tersebut memicu seseorang untuk mengikuti hal-hal yang sedang trending. Seperti beberapa waktu yang lalu muncul trend outfit 'cewek mamba' yang merupakan gaya berpakaian serba hitam, 'cewek kue' yang merupakan gaya berpakaian warna-warni, dan 'cewek bumi' yang merupakan gaya berpakaian dengan pemilihan warna yang kalem. 

Munculnya trend tersebut memicu banyak sekali wanita untuk memiliki setiap pakaian yang sedang ramai dipergunakan khalayak. Setelah mereka membeli pakaian-pakaian tersebut, timbul kepuasan pribadi dimana kepuasan itulah yang dicari oleh para pelaku habitus hedonisme.

Sayangnya, hedonisme ini jika selalu dituruti, tidak aka nada ujungnya. Artinya, pelaku hedonisme akan terus-menerus mengulangi hal yang sama demi kesenangan dirinya semata. Terkadang, pelaku habitus hedonisme ini juga gelap mata dengan keegoisan yang dimilikinya. Pertanyaan yang timbul selanjutnya, bagaimanakah cara untuk mengatasi perilaku hedonisme? Adapun beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi hedonisme adalah:

1.Perbaiki Mindset

Mindset didefinisikan sebagai seperangkat sikap atau keyakinan yang kita pegang. Pola pikir akan mempengaruhi persepsi kita dan bagaimana kita hidup. Untuk terhindar dari gaya hidup hedonisme, kamu harus mulai mengubah mindset yang kamu miliki dari yang awalnya konsumtif menjadi produktif. Perilaku konsumtif tentu akan sangat menguras finansialmu, dengan begitu cobalah berpikir bahwa uang yang biasanya kamu belanjakan demi kesenanganmu kini kamu alokasikan sebagai modal untukmu membuka bisnis kecil-kecilan, misalnya membuka online shop agar kamu menjadi lebih produktif!

2.Buang Jauh Perasaan Iri

Nah hal ini juga sering sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari baik itu orang lain maupun kita sendiri. Apabila teman atau orang yang tidak dikenal memiliki suatu barang yang baru dan bagus janganlah merasa iri dengan apa yang mereka miliki, ingatlah akan rasa syukur dengan apa yang kita miliki sendiri. Dengan memiliki perasaan tidak iri, kamu tidak akan memiliki perasaan 'kalah saing' sehingga uangmu tidak akan terbuang percuma hanya demi memenuhi kepuasanmu untuk membalaskan rasa iri.

3.Hati-Hati dalam Memilih Pergaulan

Semakin banyak teman yang kamu miliki tentu semakin banyak pula melihat berbagai tipe teman tersebut. Hal inilah yang membuat kamu perlu lebih berhati-hati untuk memilih pergaulan, bukan tidak boleh memiliki banyak teman, hanya saja kamu perlu lebih selektif dalam memilih teman jika kamu ingin mengubah habitus hedonisme ini. 

Usahakan mencari teman yang memang menyukai kesederhanaan. Dalam hal ini, pergaulan memiliki pengaruh yang sangat besar. Oleh karena itu, kamu perlu lebih selektif lagi jika ingin terhindar dari gaya hidup hedonis.

Yuk mulai sekarang kita hindari habitus-habitus yang lebih banyak merugikan diri kita. Hidup berkualitas bukan diukur dari kehidupan yang mewah dan penuh persaingan, akan tetapi hidup berkualitas adalah mereka yang dapat menjalani hidup dengan hati yang damai dan saling mengasihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun