Mohon tunggu...
Lyfe

"Bedah" Artikel: Film DIlan 1990 adalah Film Horor

6 Februari 2018   12:48 Diperbarui: 6 Februari 2018   12:55 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir Januari 2018 lalu, penonton setia dunia perfilman Indonesia tengah digemparkan dengan kehadiran Film "Dilan 1990" yang diangkat dari novel best seller Pidi Baiq. Film yang sudah meraih 2.282.000 penonton dalam kurun waktu satu minggu ini, memang menuai banyak pendapat yang berbeda-beda dari para penonton. 

Namun satu hal yang pasti dari film ini adalah kentalnya romansa kisah percintaan nan romantis masa SMA antara Dilan dan Milea. Tidak hanya pujian, kritik dan komentar pun terus diucapkan oleh masyarakat Indonesia akan film yang bisa terbilang sukses mewarnai layar bioskop Indonesia. Tak sedikit pula media-media di Indonesia yang menjadikan film ini sebagai bahan untuk pemberitaan, mulai dari mencari tahu sosok asli Dilan dan Milea, tuaian kritik dari masyarakat, ataupun kontroversi pemilihan pemeran Dilan dalam Film ini.

Setelah hampir satu minggu berlalu dari peluncuran film "Dilan 1990", berbagai pemberitaan muncul mulai dari membicarakan sosok milea, membicarakan kritik dan komentar para penonton, hingga akhirnya penulis menemukan tulisan dari salah satu media di Indonesia mengenai Film "Dilan 1990" yang berbeda dan cukup menarik untuk dibaca dan dianalisis, yaitu tulisan yang berjudul "Dilan 1990 adalah Film Horor" (sumber). 

Tidak seperti media-media lainnya yang hanya berfokus pada sosok pemain film atau tokoh Dilan dan Milea, namun tulisan oleh media ini bisa memberikan pandangan yang berbeda kepada pembaca akan film "Dilan 1990". Pada tulisan ini, penulis akan melakukan analisis terhadap tulisan berjudul "Dilan 1990 adalah Film Horor" dengan menggunakan beberapa tools yang terdapat dalam 50 Writing of Toolsoleh Roy Peter Clark.

Berikut analisisnya:

Play with Words

Dalam tulisan Windu Jusuf satu ini, bisa dikatakan mengguanakan kata-kata yang bisa dimengerti oleh masyarakat. Mulai dari pemilihan kata per kata yang ada merupakan kata-kata yang easy to read. Di dalam tulisan ini kerap disebutkan kata-kata yang biasa di dengar telinga masyarakat, khususnya para kaum muda, seperti bad boy, psychoataupun kata-kata yang sangat populer saat ini dikalangan penonton muda, yaitu ucapan Dilan kepada Milea yang terbilang romantis. Penulis melihat, pemilihan kata di dalam tulisan ini sangat ringan dan merupakan bahasa sehari-hari yang biasa digunakan oleh kalangan muda untuk berkomunikasi dengan lawan bicaranya.  

Use Strong Verbs

Dalam tulisan yang berjudul "Film Dilan 1990 adalah Film Horor" ini, sudah kerap menggunakan kata-kata yang aktif dibandingkan pasif. Hal yang saya rasakan ketika membaca tulisan ini adalah saya diajak berbicara oleh penulis artikel tersebut. Hal ini bisa dilihat dari beberapa paragraf yang ada, Windu Jusuf kerap melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada pembacanya, agar pembaca bisa berpikir dan berimajinasi di dalam pikirannya untuk bisa menemukan hal yang sebenarnya terjadi sesuai dengan apa yang dipikirkan. 

Penempatan kata "saya" yang ditujukan kepada penulis atau orang utama dalam sebuah cerita, semakin menjadikan tulisan ini terasa aktif dan interaktif dengan para pembacanya. Pemilihan kalimat aktif di dalam tulisan, menjadikannya memiliki kekuatan tersendiri untuk bisa menarik pembaca membaca tulisan yang diproduksi oleh media Tirto ini.

Prefer Simple to Technical

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun