[caption id="attachment_394679" align="aligncenter" width="300" caption="airlineblogger.com"][/caption]
Kepalaku sakit sekali, namun aku harus terus berlari. Aku tahu sudah terlambat dan ruang ujian masih dua lantai lagi.
Namun kemudian aku lega, dosen penguji skripsiku masih di luar ruangan bersama kerumunan mahasiswa. Tapi mengapa mereka berlari menuju lantai dasar?
“Bagaimana bisa terjadi?”
“Saya kurang tahu, Pak. Anak itu terpeleset lalu terjatuh.
Mendengar percakapan itu, aku mengarahkan pandanganku ke lantai dasar. Disana sudah dipenuhi kerumunan orang. Sesosok tubuh tergeletak kaku, bercak darah memenuhi sekitarnya. Kemudian tiga satpam menggotong tubuhnya.
Aku terdiam saat pandanganku menangkap sebuah sepatu terjepit di pagar pembatas. Itu sepatuku dan di dekatnya, selembar cover skripsi bertulis namaku.
_____________________________________________________________
Saloom,
—Mex'r—