Pekan lalu megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo menjadi kambing hitam atas tersingkirnya Juventus dari liga Champions.
Pemain terbaik dunia (bersama Lionel Messi) tersebut menjadi orang yang paling disalahkan dalam laga kontra FC Porto lantaran dirinya yang menjadi pagar betis, gagal membendung tendangan bebas mendatar Sergio Oliveira pada menit ke 115 yang berujung bobolnya gawang Juventus. Gol tersebut yang menghentikan petualangan Juve di liga Champions musim ini.
Beragam komentar miring tertuju padanya usai laga, mulai dari Fabio Capello sampai eks presiden Juventus. Semuanya menyalahkan pemain bernomor punggung 7 ini yang dinilai tak mampu menjadi pagar betis dan takut bola mengenai wajahnya.
Bahkan Giovanni Cobboli (eks presiden Juventus) menyebut bahwa Ronaldo adalah rekrutan gagal bagi Juventus. Bukan hanya itu, Cobboli juga meminta klub untuk segera melepas Cristiano Ronaldo.
Komentar-komentar yang menyudutkan Ronaldo seperti di atas, tentunya bukan sesuatu yang baru baginya.
Sebagai contoh, ketika dirinya membela Portugal dalam laga kualifikasi piala Eropa kontra Armenia tahun 2015 lalu.
Saat pemanasan sebelum laga berjalan, seluruh suporter Armenia meneriaki dirinya dengan menyebut nama Lionel Messi. Namun saat laga berlangsung, seluruh isi stadion terdiam karena 3 gol Ronaldo mengalahkan tim tuan rumah, Armenia.
Ronaldo juga pernah membalas selebrasi gol seteru abadinya, Lionel Messi. Kala itu Messi yang mencetak gol kemenangan ke gawang Real Madrid, melakukan selebrasi melepas baju dan menunjukkan namanya ke suporter Madrid yang memenuhi stadion Santiago Bernabeu.
Beberapa bulan kemudian, Ronaldo membalas kelakuan Messi dengan melakukan hal yang sama di Camp Nou seusai dirinya mencetak gol kemenangan ke gawang Barcelona.
Lagi, pelatih Atletico Madrid juga pernah menghina Ronaldo dengan melakukan selebrasi kontroversial untuk mengejek dirinya kala Atletico berhasil menundukkan Juventus dengan skor 2-0 di kandang sendiri.