Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tania

19 Januari 2015   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421638817948852671

←♥→

Hari demi hari setelah kejadian di depan gedung MARBA, aku menjalani hidup dengan lebih tertata dan lebih sehat. Sedikit demi sedikit aku mampu meninggalkan minuman keras. Aku mulai bergaul dengan teman-teman kuliah dan beberapa teman di luar kampus yang mempunyai kepribadian yang jauh lebih sopan jika dibandingkan denganku. Aku tidak tidur terlalu larut malam lagi. Dan yang ini patut untuk kubanggakan, aku bisa bangun pagi. Sambil terus melukis, aku mulai belajar tentang angka-angka, siapa tahu suatu saat nanti berguna untuk mewujudkan rencana besar Papa. Aku tak mau menyia-nyiakan hidupku lagi. Kini aku tak merasa sepi. Tania benar, aku telah membuat kebahagiaan untuk diriku sendiri. Berapa anak muda yang bisa mengatakan bahwa dirinya bahagia,,,,,, dengan sebenar-benarnya?

Sore itu selepas kuliah, bersama beberapa teman pergi ke Kota Lama untuk sekedar bermain-main. Tepat di depan gedung tua MARBA, seorang perempuan cantik yang ditemani seorang wanita yang lebih tua, kukira itu ibunya keluar dari mobilnya. Kulihat plat nomornya menunjukkan mereka berasal dari luar kota. Aku yang kebetulan sedang berada di dekatnya menjadi sasarannya untuk menanyakan sesuatu.

Sambil menunjukkan selembar kertas, perempuan itu menanyakan sesuatu padaku dengan gaya sedikit malu-malu, “Maaf mas numpang tanya, kalau mau ke alamat ini lewat mana ya?” Di kertas itu tertulis sebuah alamat yang berlokasi yang kebetulan aku sangat paham.

“Dari sini lurus terus mbak. Nanti ada lampu merah belok kanan. Terus lurus aja sampai ketemu stasiun. Dari stasiun belok kanan, lalu lurus sampai ketemu lampu merah lagi terus belok kiri. Maju dikit ada pintu perlintasan kereta api setelah itu belok kiri. Maju dikit ada mini market sebelah mini itu sudah perumahan yang mbak cari."

Gadis itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Tidak lama, mereka berdua bergegas menuju mobil. Belum jauh mereka meninggalkanku, aku memanggilnya. “Maaf mbak, namaku Jack. Ini kartu nama saya. Jika butuh bantuan hubungi saja aku. Gratis tidak dipungut biaya. Hehehe?”

Sambil tersenyum manis (tidak dibuat-buat), gadis itu menjawab, “Iya mas, terimakasih. Ini mama saya dan nama saya Tania.”

THE END

Gambar: surealdreamer.blogspot.com dan sekepinghati.mywapblog.com lalu kuedit lagi.

Saloom,

—Mex'r

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun