Mohon tunggu...
meuti bulan
meuti bulan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis dan Freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Peran Orangtua Bagi Remaja

20 Oktober 2022   12:38 Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:51 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kunjungan industri siswa SMK/dokpri

Berulang kali kedua orangtuanya datang menemui saya, pada awalnya ketika fakta tentang kondisi siswa di sekolah di utarakan kepada mereka, kedua orangtua A denial (menyangkal), bagi mereka, A adalah anak pendiam dan penurut, serta tidak sembarang bergaul, sejak SD, A memilih bergaul dengan kawan yang lebih dewasa dibanding seusianya.

Salah satu masalah berat yang diperbuat oleh A adalah ketika A dengan sengaja mengajak beberapa teman sekolah yang berbeda jurusan dengannya,  menengak minuman keras  tepat di depan sekolah pada jam 22.00 WIB, pada waktu itu mereka semua terjaring oleh Satpol PP dan dibina di lipossos, dan puncak permasalahan yang diperbuat oleh A adalah, ketika dia tertangkap polisi dengan tuduhan sebagai pengedar narkoba jenis Sabu. 

Dia ditangkap atas laporan dari salah satu teman sekolahnya juga namun berbeda jurusan, teman A membeli sabu  dari A. Permasalahan tersebut menjadi titik puncak dari semua  masalah yang ditimbulkan oleh A, sebab akhirnya si A dipenjara dan tidak melanjutkan sekolah.

Dalam kurun waktu dua tahun, perjalanan saya mendampingi A, saya mempelajari bahwa pola asuh orangtua menjadi salah satu faktor dominan dalam  pembentukan dini karakter anak. 

A sedari kecil adalah anak yang sangat dimanja, dalam bergaul kedua orangtua A membebaskan dan memberikan kepercayaan A untuk bergaul dengan siapa pun,  sayangnya kepercayaan tersebut tidak diimbangi dengan pengawasan dari kedua orangtuanya, sehingga ketika A bergaul dengan orang dewasa bagi mereka selaku orangtua, itu tidak mengapa, sebab orang dewasa tersebut diharapkan mampu menjadi teman yang baik bagi si A, selain itu mereka adalah orang yang juga  dikenal oleh orangtua A .

Hal yang tidak diketahui oleh kedua orangtua A adalah, ternyata orang dewasa tersebut yang memperkenalkan A dengan narkoba, jadi sejak usia anak-anak A sudah berkenalan dan bersentuhan dengan narkoba. 

Sesuatu hal yang sama sekali tidak diketahui oleh kedua orangtuanya, selain itu, minimnya komunikasi antara A dan kedua orangtua membuatnya terbiasa mencari jawaban di luar, bahkan untuk memilih sekolahpun, A tidak bisa mengkomunikasikan dengan baik apa yang dia inginkan, sehingga jurusan yang dia masuki adalah pilihan kedua orangtua, A sendiri sebenarnya tidak ingin  bersekolah di SMK  dan memilih sekolah di SMU dan hal tersebut baru diketahui oleh kedua orangtua A saat A sudah memasuki SMK dan bermasalah.

Kasus kedua terjadi sekitar tahun 2014- 2015, siswa lelaki bernama G, berusia sekitar 17 tahun, bertubuh kurus, tinggi dengan rambut ikal, secara fisik G biasa saja, dalam pergaulan G juga cenderung diam, dan di kelas G cenderung pemilih dalam berteman, dalam pembelajaran meski tidak menonjol namun dia adalah siswa yang rajin. 

Suatu ketika, G mengejutkan kami semua dengan kasus yang luar biasa heboh, G ditangkap polisi dengan tuduhan prostitusi anak dibawah umur. Kasusnya sangat menghebohkan, bahkan sampai menjadi sebuah berita heboh di Surabaya,dan kasus tersebut menjadi perhatian ibu walikota.

G memperoleh pendampingan khusus dari team ibu walikota serta pihak kepolisian. G tidak dipenjara, namun dia hanya dikenakan wajib lapor sebab G adalah korban, dan yang didakwa adalah mucikari yang menawarkan G pada tante-tante yang membookingnya.

G jauh lebih beruntung dibanding A, sebab G bisa menyelesaikan sekolah hingga tuntas, yang menjadi permasalahan adalah sebagai pendamping G, saya harus mengkondisikan mental G agar kuat dalam menghadapi cibiran dari lingkungan. Untungnya, support dari jurusan dan orangtua G mampu membantu G dalam melewati masa sulit tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun