Mohon tunggu...
meuti bulan
meuti bulan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis dan Freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AstraZeneca dalam Berita

3 Juli 2021   15:57 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:27 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto selfie setelah vaksin pertama di RS. William Booth, Surabaya. / dokpri

Rasa cemas saya meningkat ketika memperoleh  jadwal vaksin, tak dipungkiri simpang siur berita tentang effek dari vaksin begitu mempengaruhi saya. Ingin rasanya saya menolak untuk di vaksin, namun, ternyata saya tidak bisa menolaknya.  

Alhasil, malam sebelum pemberian vaksin saya mengalami kesulitan tidur. Pikiran saya melayang tak tentu arah, bayangan buruk akan effek yang muncul begitu menghantui, terlebih ketika saya memperoleh informasi jika vaksin yang diberikan adalah jenis Aztrazeneca.

Pikiran saya semakin tak menentu, sebab, semakin saya mendengar dan memperoleh informasi tentang vaksin Aztrazeneca, semakin takut saya untuk melakukannya. Hampir semua berita yang saya terima, berisi tentang effek negative dari Aztrazeneca, seolah dia adalah sebuah momok menyeramkan bagi penerimanya.

Berjam-jam saya dalam kondisi gelisah, sampai akhirnya saya putuskan untuk tetap melakukannya, sebab, meski besok saya menolak, saya tetap harus di vaksin, karena hukumnya mutlak, sebagai syarat sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan.  Untuk menentramkan pikiran, saya pun kembali berselancar di dunia maya, guna  memperoleh informasi positif tentang vaksin.  

Syukurlah, usaha saya membuahkan hasil, sebab, saya menemukan sebuah korelasi mengapa setelah di vaksin tubuh bereaksi. Menurut informasi yang saya baca dari Layanan Darurat Covid-19, hal tersebut dikarenakan Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Sementara narasi yang beredar di masyarakat adalah jika setelah di vaksin tubuh kita menjadi rentan, ternyata tidak benar. Menurut Juru Bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, seseorang yang sudah divaksin Covid-19 tetapi antibodinya belum terbentuk, memiliki risiko infeksi yang sama dengan orang yang belum divaksin. Selain itu vaksin tidak mencegah penularan, tetapi mencegah seseorang jatuh sakit atau sakit berat. (Kompas.com).

Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan dari vaksin, dikutip dari Layanan Darurat Covid-19, dimana, vaksinasi proses di dalam tubuh sehingga seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit, Apabila terpapar dengan penyakit tersebut, maka orang tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 

Selain itu vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik, tubuh agar terhindar dari tertular virus ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat khusus untuk COVID-19, maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari COVID-19.

Membaca artikel tersebut saya menjadi sedikit tenang, setidaknya di tengah simpang siur berita yang beredar saya bisa memperoleh informasi positif tentang vaksin, namun, begitu teringat jika, saya akan di beri vaksin aztrazeneca, kegelisahan saya muncul kembali, karena menurut informasi yang saya terima, dari beberapa vaksin yang di beredar di masyarakat, Aztrazeneca memiliki reaksi yang lebih banyak dibandingkan vaksin lain,

Dan, kembalilah saya berselancar di dunia maya,akhirnya saya menemukan sebuah  berita di CNN Indonesia yang mengulas tentang effek samping setelah menerima vaksi aztrazneca, dimana menurut laporan WHO, effek samping yang umum ditimbulkan adalah, nyeri, bengkak, kemerahan atau gatal di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, mual, menggigil, demam, merasa kurang sehat, nyeri sendi. Selain itu terdapat  efek samping yang tidak begitu umum setelah vaksin Covid-19 AstraZeneca termasuk, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri sekujur tubuh, pusing, nafsu makan menurun, sakit perut. 

Namun, efek samping ini biasanya ringan dan biasanya hilang dalam satu atau dua hari setelah vaksinasi.  Kita harus segera mencari pertolongan medis setelah vaksinasi jika, kita berpikir kitaa mengalami reaksi alergi. segera hubungi nomor darurat jika  mengalami gejala parah, seperti kesulitan bernapas, detak jantung cepat, atau pingsan. 

Proses pemberian vaksin pun harus melalui tahap screening terlebih dahulu, dimana, calon penerima, harus berusia dibawah 18 tahun (menunggu uji klinis terbaru), tidak memiliki riwayat reaksi alergi yang parah terhadap komponen vaksin, mengalami alergi parah setelah menerima dosis vaksin pertama, pernah alergi sesudah mendapat vaksin lain. Sementara bagi ibu menyusui  WHO tidak merekomendasikan penghentian pemberian air susu ibu kepada bayi setelah vaksinasi. Adapun ibu hamil perlu berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan sebelum menerima vaksin ini.

Bagi saya yang lebih menenangkan adalah sebuah studi di Lancet yang mengemukakan, jika uji klinis tahap ke-3 di Brasil dan Inggris menunjukan efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 70,4 persen. Sementara pendapat lainnya yaitu, menurut WHO, AstraZeneca 63,09 persen efektif mencegah gejala pada infeksi COVID-19. 

Dari dua pernyataan tersebut saya memperoleh kesimpulan jika kemampuan vaksin aztrazeneca untuk mencegah gejala infeksi yang disebabkan oleh Covid-19 adalah diatas 50 persen, andaipun jika kita terpapar virus tersebut antibody tubuh kita sudah bisa mengurangi infeksi yang disebabkan oleh covid-19.

Berbekal informasi tersebut, sayapun menjadi lebih tenang, sebab, saya bisa lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi vaksinasi tahap pertama, Setidaknya, ketika nanti timbul effek samping setelah menerima vaksin, saya tahu apa yang harus saya lakukan. Karena itu penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi, sebab bukan setiap informasi mengandung kebenaran yang mutlak.kita  harus saya saring dan cari informasi pembanding yang positif, sebab, dengan begitu kita pikiran kita akan menjadi lebih tenang, dan bisa menyikapi situasi dengan lebih bijak.

Saat vaksin pun tiba, meski tegang, namun, dengan bekal informasi yang cukup, saya sudah lebih siap untuk menghadapinya. Proses pemberian vaksin berjalan lancar, meski tensi saya naik, namun masih dalam batas normal, saya sadar jika penyebab tensi saya naik adalah karena kurang tidur, akibat rasa cemas. Lucunya, bukan hanya saya saja yang tensinya naik, melainkan ada beberapa rekan yang juga mengalami kejadian sama seperti saya, dan semua itu karena kurang tidur.

Setelah pemberian vaksin, saya merasakan kantuk  yang luar biasa, hingga oleh suster, saya disarankan untuk tidur sejenak di ruang observasi, setelah istirahat sejenak rasa kantuk saya berkurang, dan saya memutuskan untuk pulang ke rumah. 

Setibanya di rumah, saya merasakan lapar hingga melilit, padahal beberapa jam sebelumnya saya sudah beberapa kali makan, saya berpikir, jika, mungkin itu juga salah satu effek dari vaksin. Setelah itu, muncullah dua gejala umum effek setelah vaksin, antara lain, sakit kepala, dan mual, namun selebihnya tidak ada keluhan lain.

Agar segera pulih kembali, selama dua hingga tiga hari, saya benar-benar mengistirahatkan tubuh, dengan tidur cukup, mengkonsumsi makanan yang bergizi, saya tambahkan dengan telur rebus, susu, dan madu, dan saya tetap melakukan yoga. 

Saya bersyukur tidak mengalami gejala lain yang bisa mengganggu aktivitas saya, namun, setidaknya bekal informasi yang sudah saya dapatkan cukup bagi saya untuk bisa lebih bersiap diri dalam menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun