Mohon tunggu...
Metta
Metta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate student of International Relations at President University| Head of Public Relation Division in KMB Ashokavardhana in President University

A self-motivated and dedicated student with experience handling and managing projects. Looking for wider opportunities and eager to work as part of a team. Interested in project management, writing, and public speaking.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Apakah Limbah Kelapa Sawit Dapat Diekspor?

27 Mei 2023   11:55 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:51 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi briket dari kelapa sawit (sumber:https://pixabay.com/)

AYO KENALAN DENGAN BRIKET!

 

Apakah kalian tau? Akhir-akhir ini, ekspor briket menjadi tren di kalangan eksportir di tanah air. Bagaimana tidak, BPS mengatakan jika per tahun 2019 silam Indonesia telah mengekspor briket ke seluruh dunia sebanyak 188.050 ton dengan nilai ekspor mencapai USD 145,09 juta. Target pasar yang disasar oleh eksportir briket adalah negara-negara yang memiliki 4 musim seperti Rusia, China, Jerman, Korea dan banyak lagi. Namun tidak menutup kemungkinan pasar ekspor briket di negara yang hanya memiliki 2 musim seperti Filipina dan Thailand, negara ini juga menjadi sasaran ekspor eksportir briket.

Mengapa harus briket?

Ilustrasi kelapa sawit (sumber: https://pixabay.com/)
Ilustrasi kelapa sawit (sumber: https://pixabay.com/)

Namun, sebelumnya mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan produk briket ini. Briket seringkali disebut sebagai sampah olahan. Hal ini dikarenakan briket merupakan produk yang berasal dari limbah pertanian. Beberapa briket dibuat dengan menggunakan bahan baku dari limbah tempurung kelapa, limbah kelapa sawit, limbah padi (sekam), dan masih banyak lagi limbah pertanian yang dapat diolah menjadi briket. 

Banyak petani yang mengolah briket dari kelapa sawit. Kelapa sawit selain menghasilkan minyak, ternyata limbahnya seperti cangkang sawit cocok untuk dijadikan briket. Hal ini dikarenakan cangkang sawit memiliki kadar air yang sedikit dan kadar abu yang rendah. Briket menjadi daya tarik yang sangat luar biasa bagi konsumen. Pasalnya, penggunaan briket ini dapat menggantikan penggunaan arang yang terbuat dari berbagai bahan kimia yang dinilai tidak baik untuk kesehatan. Selain itu briket juga merupakan bahan bakar alternatif dan ramah lingkungan. Briket memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari, seperti memasak, pengganti bahan bakar fosil, dan untuk pemanas ruangan. 

"Briket sebagai bisnis yang meyakinkan"

Menilai dari manfaat dan modal yang tidak terlalu besar untuk membuatnya, menjadikan briket memiliki prospek bisnis yang cerah bagi eksportir Indonesia. Beberapa waktu lalu juga kemendag melepas ekspor briket sebanyak 1 kontainer ke Jepang. Pelepasan perdana 1 kontainer ini mengantongi harga senilai USD 19,2. Selain itu menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 meningkat hingga 151,9 juta, produk briket ini sangat diminati juga oleh negara-negara di Amerika Latin dan Timur Tengah. Berdasarkan data diatas, yang mana jika kita analisis maka produk briket Indonesia sangatlah bagus kualitasnya. Potensi ekspor yang besar ini membuat banyak eksportir berlomba-lomba untuk memenuhi kuota pasar ekspor briket. 

Namun, memang Indonesia sendiri belum banyak yang memahami mengenai ekspor briket sehingga kuota pasar ekspor briket masih banyak yang kosong. Perlu adanya upaya dari pemerintah untuk membantu eksportir briket agar dapat mencapai pasar ekspor seperti pemberdayaan UMKM, sosialisasi guna memperkenalkan produk briket ke banyak pelaku UMKM, hingga pemberian bantuan berupa modal ekspor seperti konsultasi, pelatihan, dan bantuan keuangan. 

Metta, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Presiden

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun