Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Konstelasi Pilkada DKI dalam Pandangan Mata Spiritual

10 November 2016   12:30 Diperbarui: 10 November 2016   14:43 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi, Indonesia dalam Gonjang-Ganjing

Pilkada adalah ajang pertarungan, pertarungan untuk sebuah kemenangan. Banyak yang dipertarungkan, mulai dari penampilan, gagasan, ide, figur, massa, trik, cara  atau bahkan ada yang pura-pura menjual idealisme untuk sebuah kemenangan. Pertarungan yang banyak melahirkan pelacur-pelacur, pelacur proyek, pelacur makelar, pelacur idealisme, pelacur politik, pelacur kekuasaan. 

Menjual dirinya sendiri untuk sebuah kemenangam demi kekuasaan. Kekuasaan yang begitu menggiurkan, memabukkan dan mampu membutakan mata hati orang-orang yang menginginkannya. Hingga mereka mampu melakukan apapun, menghalalkan segala cara untuk memenangkannya. Semua dijual, bahkan rela menjual harga dirinya hanya untuk sebuah kursi kekuasaan yang tidak akan dibawanya mati. Yang tidak akan memberikan amal kebaikan jika disalahgunakan, akhirnya kekuasaan bukan lagi amanah, tapi menjadi penjahat.

Ketika jagad lahir mulai bergemuruh, pertanda dunia pergerakan  politik sudah mulai panas, mesin-mesin mulai bekerja untuk menentukan tokoh, untuk mencari figur, pertaruhan-pertaruhan telah dimulai. Calon-calon pemimpin sudah mulai bergeliat melihat dan menjajaki arah perkembangan, maka demikian juga yang terjadi di jagad bathin. Jagad bathin  mulai bergolak, saat ada pertaruhan, maka  dunia bathin  bergerak dengan arah yang sama. Pilkada DKI melibatkan banyak figur, melibatkan banyak uang, pertanda sebuah eksistensi kekuasaan yang sangat besar, maka selain menarik bagi manusia, peristiwa ini  juga menarik bagi mahluk penghuni bathin. 

Banyak manusia yang meminta pertolongan secara spiritual, secara mistis, walaupun lebih banyak yang dilakukan secara diam-diam, karena takut dibilang musrik atau mistis, tetapi demikianlah faktanya yang terjadi. Bibir boleh saja berkata tidak, tetapi faktanya, dunia bathin bergolak dan mulai banyak mahluk-mahluk beriring-iringan, mulai bekerja untuk memenangkan salah satu pihak. Pertanda sudah mulai ada permintaan dari kelompok-kelompok tertentu  untuk bekerja memenangkan kelompoknya masing-masing.

Pergerakan mistis bukan hanya dari kedua belah pihak saja. Namanya dunia bathin bukanlah dunia manusia, ada hal-hal yang tidak bisa dipahami dan itu adalah hal yang biasa terjadi di dunia itu, sesuatu hal yang sangat sulit terjadi di dunia manusia. Banyak mahluk yang berkumpul, dari berbagai macam jenisnya. mereka semua ikut nimbrung, awalnya yang hanya menjadi penonton, kemudian terjun ke arena sekedar iseng ikut-ikutan memihak atas nama biar pertarungan bisa berlangsung lebih seru. Terlihat juga manusia, sebagai pelaku spiritual menggunakan ajang pilkada DKI sebagai ajang latihan untuk menempa dirinya, ajang latihan. Hahaha, di dunia bathin ini iseng dan latihan, padahal mereka tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya di dunia nyata, di dunia kehidupan manusia. 

Semua kekuatan bathin seakan tumpah ruah di jantung ibukota negeri ini, seakan-akan pusat perhatian hanya ditujukan ke sini. Hal ini bisa diyakini, saat semua senior penguasa negeri ini ada di belakang layar pilkada DKI. Bukan itu saja, artinya segenap pendukung bathin mereka juga otomatis akan ikut bergerak menjadi pesertanya, perang tanding kekuatan bathin, menurunkan semua pasukan-pasukan yang dimilikinya. Kemenangan Jakarta adalah sebuah harga diri, sebuah kemenangan eksistensi.

Kisah yang menarik adalah saat peperangan bathin dimulai, saat pasukan-pasukan komando para calon digerakkan, semua bergerak mengambil posisi masing-masing. Ada yang memang berasal dari pasangan-pasangan calon, ada penonton, tetapi di dalamnya ternyata banyak penumpang gelap yang ikut hadir di sana. Sayangnya, kali ini pelaku yang sesungguhnya justru kalah kuat dari penimbrungnya. Memang kali ini penonton dan mereka yang hanya sekedar latihan ini mempunyai watak ora nggenah, namanya juga hanya iseng tanpa kepentingan akhirnya pilkada DKI justru menjadi ajang permainan dengan kekisruhan di sana-sini.  Pendatang justru lebih kuat dari yang didatangi, akhirnya pengendali justru datang dari mereka yang tidak punya kepentingan.

Yang muncul di arena ini, sebagian besar adalah pemain-pemain lama, sebagai pendukung kekuatan. Kelompok dari Banten dengan kekuatan wirid dan pasukan silumannya. Kekuatan dari Jawa Timur dengan seorang kakek berkulit hitam legam dengan kekuatan cerahnya matahari, hadirnya drubikso dari Jawa Timur, dan sebagian adalah kekuatan dari Jawa Tengah dan sekitarnya. terlihat juga kedatangan sebuah mahluk dari pulau bagian barat dan sebagian pulau bagian timur negeri ini. Sedang mereka para mahluk merdeka tanpa tuan justru datang dengan kekuatan yang lebih besar daripada mahluk yang bertuan. Mahluk baru berwarna merah, seperti kaki seribu dengan besar seukuran pulau Jawa. 

Tubuhnya dibalut rambut berwarna merah, dengan bola-bola kecil di ujung rambutnya yang sekaligus berfungsi sebagai kakinya. Bola lentur yang bisa bergerak dan melenting dengan sangat cepat. sesekali dari tubuhnya keluar kilatan api yang berasal dari cahaya bulu-bulunya. Setiap gerakan dan gulingannya membuat suasana semakin meriah. Ketika ada mahluk lain yang menyerang, sebagian rambutnya keluar dari tubuhnya dan berubah menjadi sangat keras dan panas, laksana paku yang siap menghantam musuhnya. Pemandangan yang luar biasa.  

Beragam mahluk beterbaran, masing-masing jenis dan warnanya. Dari berbagai macam naga dan ular, berbagai macam burung dan buaya, bahkan lintah-lintah dengan segala modelnya. Tampak mereka bertebaran di darat dan di udara. Jagad bathin yang tanpa batas ruang dan waktu membuat semua bergerak dengan serunya. Terlihat sebuah mahluk seperti ikan pari yang sekali-kali terbang menyambar segala sesuatu yang ada di hadapannya. Ada juga buaya hitam dengan garis kuning kekemasan di bagian lehernya, bauay ciliwung yang sedang bertapapun akhirnya keluar dari persembunyiannya mengikuti ajang lima tahunan, pesta spiritual.

 Sesekali terlihat ekornya bergerak naik turun mengepak dan menyamplak mahluk-mahluk yang ada di sekitarnya. setiap gerakan ekornya menimbulkan suara gemuruh dengan diikuti angin puting beliung  yang menghempas. Naga kuning baru posisi bersiap, mereka lebih kalem, bukan jenis mahluk pecicilan bagaikan demit-demit penyenyengan. Posisi bersiaga untuk menunggu serangan, bertahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun