Puasa hari kedua. Akhirnya aku bisa melihat secara utuh energi-energi yang ada di negeri Jazirah, Negeri Bait Allah. Dimana orang-orang seluruh dunia tertarik dalam sebuah putaran energi yang demikian kuat dari dasar bumi, dan aku melihat di sana telah ditumpuk menjadi satu, saya melihat bahwa sumber energi itu berasal dari dua tumpukan.
Terlihat seperti tempat pot, tempat obor dua yang sama besar ditumpuk begitu saja. Dan ya, aku menyadari bahwa salah satunya tumpukan itu adalah milik negeri ini, negeri zamrud katulistiwa, negeri awal muasal segala kehidupan. Negeri ini terlalu istimewa, dan aku berusaha mengambil apa yang pernah diambil di negeri ini. Tungku, tempat obor, dimana dasarnya ada di tempat aku berpijak saat ini, di suatu tempat di tengah antara Gunung Merapi dan Laut Selatan, dua tempat yang sama-sama bermakna magis. Mengembalikan pada asalnya, plek sehingga terpasang kembali.
Aku melihat dengan mataku bahwa negeri ini akhirnya bersinar kembali, energi-energi doa yang mengalir dari hati disatukan kembali dalam sebuah pusaran energi, menguatkan dan membesarkan. Perpaduan keyakinan, keiklasan, kepasrahan dan ketulusan kepada kehidupan sungguh merupakan bahan bakar energi yang tidak ada padanannya. Dan di negeri ini sungguh melimpah ruah. Perpaduan berbagai warna energi membentuk sebuah kekuatan besar yang tidak setiap pelaku spiritual bisa menyentuhnya.
Aku melakukannya dengan sangat cepat tanpa kegaduhan. Hasilnya sungguh di luar dugaan, saat putaran energi itu mulai bergerak dan menyebar pelan-pelan ke bagian negeri ini, maka dengan sendirinya mahluk-mahluk hitam, dhemit penyenyengan itu mulai berhamburan pergi. Bahkan saat negeri pusat spiritual itu menarik kekuatan dari negeri ini yang tertarik ke mereka adalah mahluk-mahluk yang selama ini mereka tebarkan. Hahaha, aku tidak bisa menahan perasaan geli, bahwa segala sesuatu itu ada waktunya. Jika saatnya tiba maka tidak ada yang mampu menghalanginya.
Sinar energi itu sangat panas, diputar dengan putaran energi berwarna biru yang aku dapatkan saat beribadah dengan anak-anak, bagaikan kawat-kawat bening berwarna biru dengan bulatan-bulatan dari bahan besi baja setiap jarak sekitar 1 meter. begitu berputar langsung membentuk bulatan-bulatan bagaikan sebuah bola oval, cahaya biru berpendar dengan kekuatan yang luar biasa. Energi yang digabung dengan energi kuning keemasan dan biru ini menghasilkan panas api yang berpencar-pencar menyebar ke segala arah. Pantas saja mahluk-mahluk hitam itu tunggang langgang menyelamatkan diri, jika mereka tidak pergi maka mereka akan terkena pancaran sinarnya hasilnya sudah bisa diduga, mereka akan terbakar, hangus dan mati.
Tetapi sebaliknya, mahluk kuning dan merah yang saat kemarin berkumpul dalam pisowanan agung justru bertambah kekuatannya. Mengertilah aku kenapa mereka kemarin berkumpul di sini, mereka menunggu saat ini. Ternyata mereka lebih memahami yang akan terjadi daripada aku. Jagad Bathin adalah milik mereka dan mereka lebih memahami segala sasmito yang ada.
Ketika cahaya itu datang ternyata bisa menyembuhkan mereka yang luka-luka setelah perang pilkada di Jakarta. Pasukan-pasukan yang terluka dan mendekat kepadaku untuk meminta pengobatan dengan sendirinya tersembuhkan oleh cahaya ini. Lagi-lagi aku mengerti, kenapa saat orang pergi ke Arab mereka seperti merasa diingatkan untuk berbuat baik. Begitulah yang terjadi, saat mereka ke sana, mahluk-mahluk hitam itu akan pergi dengan sendirinya. Kekuatan cahaya api yang demikian panas tak akan mampu membuat mereka bertahan. Dan semoga kali ini aku tidak salah, kekuatan itu kembali ke sini.
Aku berusaha memahami, mungkinkah ada kaitannya dengan Raja Arab datang ke negeri ini, atau ketika negara luar berbondong-bondong ke negeri ini. Karena perlahan tapi pasti, sinar di negeri ini semakin terang benderang, sinar sumber segala kehidupan.
Jika saja aku masih dalam keadaan yang sama dengan hari kemaren, maka apapun yang kulakukan untuk negeri ini ya hanya sampai di sini-sini saja. Kekuatannya sangat terukur, dibandingkan dengan negeri Israel maka aku bagaikan boneka kecil yang mudah dibanting-banting. Dan negeri ini bagaikan bola bulat yang bisa diperlakukan dengan semau-maunya.
Entahlah, waktu masih terus berjalan. Semoga semua berjalan seperti yang dijanjikan, bahwa piranti yang kuperlukan akan digenapi seiring dengan berjalannnya waktu. Ketika aku merasa lemah, tanpa sengaja aku melihat sumber energi yang demikian besar dari gambar yang dikirim oleh seorang sahabat, dan akhirnya aku mampu mengindentifikasi dengan sangat jelas kekuatan yang dipakai oleh lawan.