Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret

10 Januari 2022   13:55 Diperbarui: 10 Januari 2022   14:00 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexel.com

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Masih bergantung di dinding yang terlihat kusam
Dimakan oleh waktu yang terus menua
Menyimpan kenangan tak tergantikan
Tawa juga airmata telah terperangkap di dalamnya
Menjadi saksi atas waktu yang pergi diam-diam

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Menemaniku meniti hari-hari yang berat tanpamu
Ada semangat bergelora yang menari-nari
Dari tatapan yang terpancar di potretmu
Ada kasih sayang yang takpernah hilang, mengalir
Dari senyuman yang terperangkap dalam potretmu

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Takpernah lupa mengingatkan, sambut pagi dengan senyuman
Takpernah lepas mengingatkan, mengisi hari dengan optimisme
Takpernah lalai mengingatkan, sambut malam dengan puji syukur
Begitu tulus nasihatmu yang kausimpan dalam potretmu
Laksana kilau gemintang di gulita malam

Ayah... terimakasih atas segala cinta, doa dan harapan
Yang kautitipkan dalam potret yang telah lusuh dan memburam ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun