Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belajar dari Pengalaman, Cegah Omicron Tanggungjawab Bersama

9 Desember 2021   01:41 Diperbarui: 9 Desember 2021   01:45 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dua bulan terakhir kita bisa bernafas sedikit lega, tren perkembangan pandemi covid-19 telah berangsur-angsur melandai, dan hampir semua wilayah di Indonesia berada di level 1, pergerakan masyarakat serta geliat ekonomi mulai terasa bergairah mengarah ke fase positif yang memberi harapan segar bagi masyarakat.

Kondisi yang sepertinya mulai stabil ini, dimana kasus aktif covid-19 secara nasional setiap hari terus mengalami penurunan, saat ini tercatat kasus aktif di bawah sepuluh ribu kasus atau ada di kisaran 0.1% dari total kasus positif yang terdata.

Ini tentu merupakan suatu kondisi yang menggembirakan, namun di satu sisi, kondisi ini juga menurunkan tingkat kewaspadaan dan kepatuhan terhadap prokes yang semestinya tidak bisa dikendorkan.

Tingkat vaksinasi secara nasional telah hampir mencapai target, di atas 60% untuk dosis 1 dan di kisaran 40% untuk dosis 1-2.

Namun kekhawatiran kembali merebak, menyusul munculnya varian baru omicron yang dengan cepat telah menyebar dari tempat pertama terdeteksi di Afrika Selatan ke Eropa dan ke penjuru dunia, bahkan kabarnya telah sampai ke Indonesia, dimana empat orang yang baru pulang dari perjalanan di luar negeri terkonfirmasi positif omicron, namun syukurlah informasi ini telah ditepis oleh Kemenkes, dan kabar masuknya omicron di Indonesia adalah hoax, namun demikian kewaspadaan sekarang harus lebih ditingkatkan mengingat omicron telah terdeteksi di negara tetangga.

Yang perlu menjadi perhatian utama adalah bahwasanya virus covid-19 termasuk varian omicron itu bisa masuk ke Indonesia karena "dibawa" oleh manusia, jadi hal pertama yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana pemerintah melakukan upaya proteksi agar virus varian omicron ini tidak masuk atau menyebar di dalam negeri.

Kebijakan karantina harus jauh lebih ketat bahkan harus sangat ketat, keluar masuk orang harus terkendali dan terkontrol dengan baik tidak saja yang dari dan ke negara yang terkonfirmasi merah, tapi berlaku di semua kedatangan dan keberangkatan luar negeri tanpa terkecuali.

Lebih baik kita melakukan pengetatan terhadap sedikit orang yang berpotensi menyebarkan virus daripada harus mengurus banyak rakyat yang rentan terinfeksi terutama rakyat yang sudah "bosan" dengan isu dan berita covid.

Di daerah saya Kendari, sudah satu Minggu terakhir ini zero kasus, setelah bulan Juni-Agustus lalu melonjak tajam hingga seribuan kasus positif yang menyebabkan rumah sakit umum daerah kota dan provinsi dibuka hanya untuk pasien covid-19 dan keduanya penuh, banyak pasien yang melakukan isolasi mandiri, bahkan data yang ada seharusnya lebih banyak konfirmasi positif namun banyak penderita yang tidak memeriksakan diri apalagi melaporkan diri.

Pada fase Juni-Agustus itu hampir setiap hari ada berita kematian yang terkait covid, bahkan istri orang nomor satu di Sulawesi Tenggara dan juga seorang wakil Bupati menjadi pasien covid-19 yang meninggal dunia. Dimana Wagub Sultra dan Walikota Kendari juga positif covid dan menjalani perawatan intensif yang alhamdulillah dapat sehat kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun