Upacara adat mosehe, tidak hanya dilakukan pada peristiwa-peristiwa besar diatas, tetapi mosehe juga dapat dilakukan pada saat panen besar dimana tanaman-tanaman menghasilkan panenan yang berlimpah, sebagai manifestasi dari rasa syukur terhadap kemurahan Sang Pencipta. Pada saat awal menanam.padi memohon kesuburan dan keberhasilan panen. Pada saat paceklik gagal panen. Penyelesaian konflik keluarga, desa atau kelompok yang terlanjur saling menyumpahi (metodeha). Bahkan persoalan perselingkuhan (umo'api). Dan mendamaikan dua keluarga mempelai yang pernah berselisih.
Persembahan dalam ritual Moseha Wonua ini, menggunakan hewan bertanduk (kerbau) dan besar berwarna balar atau bulai (kiniku wila). Mengapa? Karena persembahan kepada Dewa haruslah harta yang terbaik dari milik manusia. Kiniku atau kerbau erat berkelindan dengan kehidupan manusia. Bukan saja dagingnya dimakan dan tenaganya dipakai membajak sawah. Kerbau juga adalah simbol kemakmuran, kekuatan, keberanian manusia pemiliknya. Kenapa harus berwarna bulai? Karena kerbau bulai dianggap istimewa sebagai dewa dari semua kerbau.
Dahulu daging dan kepalanya dipersembahkan kepada Dewa-dewa atau para Sangia, entah dilarung ke laut, dihanyutkan di sungai atau ditanam. Tapi sekarang daging dan kepalanya dimasak dengan gurih, lalu dimakan bersama-sama, demikian pula prosesi pemotongan hewan "persembahan" telah mengikuti cara dalam ajaran Islam, begitu juga dengan do'a-do'a telah banyak mengikuti ajaran Islam. Dan kini karena kerbau putih atau kerbau bulai sangat jarang ditemukan, maka kerbau persembahan bisa dengan kerbau hitam, bahkan jika tidak ada kerbau, bisa diganti dengan sapi, tapi tentu tidak bisa diganti dengan kambing.