Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Fiksi Ramadhan: Pendosa yang Mensucikan Hati

10 Mei 2021   18:22 Diperbarui: 10 Mei 2021   18:26 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : fimela.com

"Jangan Bang Echos, apa Abang nggak takut dosa, mengusir orang shalat dan malah minum miras di mesjid.? Pesek mencoba menahan Echos.

"Aku telah menjadi orang sesat!" timpal Echos.

"Dari dulu aku sudah sesat, tidak ada yang peduli. Biadab kalian semua" teriak Echos sambil menuding ke arah orang-orang yang mulai ramai berdatangan ke mesjid.

Sambil berkata begitu, Echos memungut sebutir kerikil yang cukup besar lalu melemparkannya ke arah kerumunan orang yang ada di depan mesjid.

"Hei... Kalian semua, lihat aku manusia yang lebih sesat dari setan. Nah, siapa yang mau jadi pengikutku?, tak perlu menjadi manusia munafik yang menyembunyikan dosa dibalik gamis dan jidat hitam." teriak Echos sambil mulai menenggak sebotol ciu mata.

Para jamaah mesjid yang baru tiba itu sontak kaget dan berhamburan menyelamatkan diri melihat Echos preman kampung yang saban hari selalu berbuat onar. Anggota Echos semua terdiam, bingung mau takut sama siapa, takut sama Echos atau takut sama warga atau takut sama tuhan, soalnya kali ini Echos sudah berani melawan tuhan di rumah tuhan.

"Kutanya sekali lagi, siapa yang mau jadi pengikut Echos budak iblis terbaik yang jauh dari sifat munafik hah.?" kembali Echos berteriak.

Semua bungkam. Dan Echos menerimanya sebagai sebuah tantangan yang membuatnya semakin meradang. Echos telah tiba di dalam mesjid tepat saat Gafur melantunkan adzan panggilan untuk mendirikan shalat isya, Gafur pemuda kampung yang baru pulang dari Mesir setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan keagamaan di Al Ashar, Mesir.

Suara lembut adzan yang dilantunkan Gafur, masuk ke telinga Echos seperti sebuah seruan yang meredam semua marah yang ada di dada Echos. Ia tiba-tiba merasa linglung, jiwa iblis yang biasanya menyanyi dihatinya kini diam Echos seperti terlupa bagaimana itu jahat, bagaimana itu dosa. Dari rasa linglung Echos mulai gemetar dan oleng mengikuti lantunan adzan hingga berakhir, Echos pun kemudian terjatuh saat Gafur menepuk pundaknya sambil menyapa.

"Assalamualaikum..."

Pesek dan kawan-kawan segera menghampiri Echos dan lalu membopongnya keluar dari mesjid. Echos hanya diam, sekarang bathinnya berperang antara seruan iblis atau seruan tuhan yang disampaikan melalui Gafur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun