Desember yang membawa kerinduan itu, kembali datang bersama aroma tanah yang berbau hujan, dan dinding-dinding rumah yang basah.
Kerinduan ini, adalah Desember yang biru, berbaur dalam dinginnya hujan yang menitik manja, tempat rinduku bersemayam dalam diamnya.
Kekasih.... kembang Desember di taman kembali mekar, tapi disini aku masih tetap sendiri, melewati derasnya sepi yang berjatuhan.
Apakah doaku akan kembali berakhir pada Desember yang kusam?, dinding-dinding itu semakin basah, tergenang rindu yang tak pernah lelah menunggu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!