Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Seberkas Kasih yang Tak Pernah Putus

3 Desember 2020   14:54 Diperbarui: 3 Desember 2020   14:56 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutip dari Khalil Gibran, Ibu adalah segalanya. Ia yang akan hadir sebagai penghibur dalam kesedihan, ia akan membawakan harapan di dalam penderitaan, dan memberi kekuatan di dalam kelemahan.
Ibu laksana mata air yang mengalirkan cinta, belas kasih, penghiburan dan harapan, kehilangan ibu ibarat lepasnya kesejatian berkah dan perhatian tak berbatas.

Ibu adalah sesuatu yang sakral, setiap hembusan nafasnya adalah doa bagi anak-anaknya, setiap lelahnya adalah tameng bagi kebahagiaan anak-anaknya, itulah yang aku tangkap, aku rasakan dan aku pahami dari sosok ibuku.

Aku dan saudara-saudaraku mungkin tak seberuntung orang-orang lain yang tumbuh bersama keluarga yang lengkap ayah dan ibunya, aku tumbuh dalam keluarga yang mengalami perceraian, kami empat bersaudara dua orang kakakku perempuan dan seorang adik laki-laki, saat itu aku masih berusia lima tahun, kedua orang kakakku berusia 10 dan 8 tahun dan adik bungsuku belum genap setahun, kami semua ikut bersama ibu yang tidak bersedia melepaskan kami untuk ikut ayah yang menikah lagi.

Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga biasa, pendidikan cuma sampai tamat SMP, tidak punya pekerjaan, minim keahlian sepertinya tidak mungkin sanggup membesarkan kami empat orang bersaudara yang masih kecil-kecil. Satu kesyukuran bahwa kami tinggal di kampung, masih banyak lahan untuk kami manfaatkan sebagai sumber penghasilan dan kebetulan kakek kami, ayah dari ibu adalah pensiun pegawai negeri meski hanya pegawai kecil golongan II dengan gaji pensiun yang tidak seberapa namun cukuplah untuk sekedar memberi makan bagi kami karena sebagian besar kebutuhan makan sehari-hari masih bisa kami dapatkan selain dari hasil kebun dan juga alam sekitar masih banyak menyediakan sumber makanan seperti ikan di sungai dan rawa.

Saya sepertinya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan bagaimana kerasnya perjuangan ibu saya, pagi masih gelap setelah shalat subuh tak sempat lagi berdoa panjang lebar untuk mengadukan nasibnya kepada sang pencipta, ibu hanya percaya bahwa dengan menjaga dan merawat anak-anaknya adalah doa terbaik yang tidak perlu beliau ucapkan tapi beliau jalani dengan keyakinan bahwa hidup itu adalah takdir yang telah ditentukan.

Ibu tidak mungkin menyediakan makanan yang mewah bagi kami, tapi ibu pasti akan memberikan makanan terbaik dari yang beliau bisa berikan bagi kami. Ibu mungkin tidak bisa memberikan pendidikan terbaik bagi kami tapi ibu akan memberikan yang terbaik dari yang sanggup beliau berikan kepada kami. Ibu yang selalu berusaha keras memenuhi kebutuhan dasar pendidikan kami, pakaian, alat sekolah dan segala kebutuhan sekolah lainnya pasti ibu siapkan bagi kami, bukan karena untuk jaga gengsi tapi agar kami anak-anaknya tidak jadi bahan ledekan teman-teman karena ketidakmampuan kami, beliau selalu ingin memastikan bahwa kami tumbuh dan besar sama dengan mereka yang memiliki keluarga yang lengkap.

Ibu yang selalu mengajarkan optimisme pada kami, ibu yang selalu menjaga kelembutan lisannya demi tidak melukai hati kami, dan yang paling tertanam di hati kami bahwa ibu tak pernah mengajarkan benci kepada ayah yang telah mengkhianatinya, ia selalu menyuruh kami agar tetap menaruh hormat pada ayah.
Sewaktu kecil kami belum tahu bagaimana itu sakitnya perceraian bagi seorang ibu seperti ibu kami, kami hanya merasa kecewa kenapa kami tidak seperti orang lain lain yang punya ayah. Nanti setelah kami mulai agak dewasa, kami bisa mengerti dan tahu jalan cerita bagaimana perceraian kedua orang tua kami, kami kecewa, kami marah pada ayah dan ibu tiri kami, tapi lagi-lagi ibu memberikan pengertian yang penuh kasih sayang kepada kami, dengan bahasa sederhananya yang bisa kami terjemahkan:

"Kalian telah kehilangan sebahagian kasih sayang, terus kenapa harus merawat kebencian, kebencian akan menghancurkan banyak cinta dan kasih sayang jadi jangan biarkan kebencian itu tumbuh sedikitpun dihatimu, terima semua sebagai pengingat agar tak melakukan hal yang sama"

Itulah ibu kami, setelah delapan tahun hidup sebagai single parents, ibu akhirnya menikah lagi, meski sebelumnya banyak pria yang ingin melamar ibu, namun beliau begitu selektif untuk menentukan pilihan, dan juga agar kami anak-anaknya sudah bisa mengerti dan memahami keputusan yang beliau ambil. Kakak-kakak saya untuk melanjutkan pendidikan ke SMA harus ke kota dan tinggal bersama keluarga kerabat dari ayah, karena kalau di kampung jarak terdekat sekolah setingkat SMA  sejauh lebih kurang 25 km. Tak perlulah juga saya menceritakan bagaimana suka duka kakak yang bersekolah sambil "menumpang" di rumah kerabat, dan aku yang akhirnya mendapatkan ijazah SMA lewat ujian paket C.

Pengalaman yang bisa dikatakan pahit, namun bagi kami ini adalah pelajaran manis tentang kasih sayang, tentang ketabahan seorang ibu, tentang perjalanan hidup kami kedepannya nanti, satu pelajaran kehidupan yang nyata bagi kami untuk tidak menyerah dengan kehidupan dan untuk kami ingat sebagai pegangan hidup kami agar menghargai cinta dan kasih sayang dalam hubungan keluarga, Alhamdulillah walaupun tidak bisa dikatakan mewah namun bagi kami telah lebih dari cukup, kami bersaudara telah merasakan kehidupan yang membahagiakan bersama keluarga kecil kami, yang akan pertahankan dalam ikatan kasih sayang sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh ibu kami dan oleh kehidupan yang telah kami lalui

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun