Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pohon yang Terkulai oleh Dusta

30 Oktober 2020   16:18 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:25 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon kering| Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Sepotong ranting kering di tanah moyangku
Menanti patah dari pohon yang terluka
Kehilangan harapan
Pada janji yang dulu menggelegar
Seribu mulut penuh dusta
Hantarkan kegelapan di kepala bocah-bocah lugu
Pewaris negeri persada batu manikam
Namun sayang telah dirampok oleh penjaganya sendiri
Tanah-tanah moyang telah dijarah
Hingga makam pun nanti tak lagi bernisan
Hidup di negeri yang telah tergadai oleh ambisi
Pagi menyeka peluh, malam mendekap gigil
Duka orang-orang tersingkir
Dipaksa melihat bintang di teriknya mentari siang
Bagaimana mungkin menumbuhkan ranting
Di pohon yang terkulai oleh dusta

Ilustrasi hidayatullah.com
Ilustrasi hidayatullah.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun