Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alur Kehidupan

1 Oktober 2020   07:26 Diperbarui: 1 Oktober 2020   07:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika gelap perlahan menyelimuti senja
lampu-lampu jalan berkelap-kelip
bagai melodi yang menyapa nada
melantunkan nyanyian malam berbalut damai

pohon trembesi telah mengatup daunnya
menari kecil kala semilir menyentuh wajahnya
ada satu helai yang bersedih di ujung tangkai
menanti angin yang akan memutus kisahnya sebagai daun yang terkulai

detik waktu mengalir pelan, melenggang
di atas dukacita dan keluh kesah dunia
cerita para burung yang kehilangan sarang
cerita pohon yang mengeluh pada kemarau

saat seberkas cahaya pagi telah menyapa
semburatnya sempurna menghapus sepi
pada akhirnya lazuardi menggantikan jingga
geliat hari menari melupakan lelah

jikalau hari ini akan menjadi kenangan
layakkan ia mengalir bagai genangan hujan yang tenang mencari jalan menuju sungai
mengalir layaknya pangeran yang berjalan di hadapan putri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun