Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pak Jakob Oetama, Engkau Abadi di Hati Insan Pers

9 September 2020   19:12 Diperbarui: 9 September 2020   19:15 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKOB OETAMA
Mendengar atau pun membaca nama Jakob Oetama, kita mungkin membayangkan satu sosok yang "gemerlap", pemimpin dari sebuah jaringan bisnis Kompas yang bukan lagi sekadar menjadi raksasa media, tetapi juga merambah ke lini usaha penerbitan, toko buku, perhotelan, hingga televisi.

Namun sungguh sosok beliau begitu sederhana, beliau seorang berusia sepuh yang penuh dengan pengalaman, kenyang mencicipi asam garam kehidupan. Namun semangat beliau tetap membara, meski dengan kalimat yang pelan, tapi sangat menginspirasi, tenang tapi penuh pengetahuan.

Sebagai pendiri media terbesar di negeri ini, tentulah ada riak-riak yang menantang tumbuh kembangnya jurnalisme yang beliau usung. Namun toh hingga saat ini beliau masih bisa melihat Kompas tetap eksis. 

Diantara banyak media-media besar dan kritis seangkatan Kompas, hampir rata-rata kena tsunami alias bredel, namun Kompas masih tetap langgeng tanpa meninggalkan ciri dan warnanya sebagai media yang kritis. Jurnalisme yang dikembangkannya adalah jurnalisme damai yang dijalankan dengan santun, tetap bergaung tapi tak grasak-grusuk. Beliau begitu paham bagaimana harus maju, dan kapan harus mundur, demi memikirkan keberlangsungan nasib perusahaan yang menjadi ladang hidup ribuan karyawannya.

Asam garam yang dilalui oleh Pak JO bersama kompatriotnya Pak PK Ojong, tidak saja menghadapi rezim jaman Suharto, tapi juga dari kelompok-kelompok diluar rezim yang cenderung intoleran telah mematangkan beliau. Plesetan Kompas dengan berbagai akronim seperti Komplotan anti Suharto dan lain-lain.

Di tahun 1978, pemerintahan rezim Soeharto saat itu menyodorkan persetujuan kepada media Kompas untuk ditandatangani yang berisi hal agar Kompas tidak melakukan kritikan kepada pemerintah. Saat itu PK Ojong keras menolak tidak mau menandatangani. Pers itu memiliki kebebasan tidak boleh diintervensi oleh siapapun termasuk oleh pemerintah. Kritik adalah bagian dari kemerdekaan bernegara, demikian pandangan PK Ojong.

Tetapi lain dengan Pak JO, beliau justru tanda tangan. Beliau memilih untuk menyelamatkan perusahaan dan ribuan karyawannya. Perkara tidak boleh mengkritik, itu bukan berarti kiamat bagi pers yang idealis, tentu ada jalan dan cara yang professional. Demikianlah Pak JO membawa Kompas tetap eksis tanpa kehilangan jati diri.

Justru, JO lebih leluasa bermanuver dalam mengawal kepentingan masyarakat melalui pemberitaan yang berimbang dan konstruktif, bermain cantik dalam mengolah maksud dan makna, seperti Maradona yang lincah menggocek bola untuk diceploskan ke gawang lawan.

Saat ini, Kompas telah menjadi raksasa media. Yang telah merambah ke berbagai lini usaha. Sepeninggal Pak PK Ojong di tahun 80an, Pak JO berhasil menjaga dan membangun Kompas untuk tetap bernas dan trengginas

Hari ini kita semua mendengar kabar kepergiannya. Manusia bagaimanapun memiliki batas yang tidak bisa ditolak, Pak JO telah menyelesaikan tugasnya di dunia, beliau bisa pergi, tetapi orang baik selalu saja meninggalkan jejak yang patut dikenang. Lembaran-lembaran aksara dalam berita dan media yang dibangun dan dibesarkannya akan selalu mengabadikan dirinya. Pak Jakob Oetama akan menjadi ingatan yang abadi dan akan selalu dikenang oleh setiap insan jurnalisme.

Rest In Peace Pak JO.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun