Mohon tunggu...
Mesa Indra Naiborhu
Mesa Indra Naiborhu Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Hukum, Management, dan Keuangan

Meminati bidang hukum, management, dan keuangan yang dapat dipergunakan untuk berbagi pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kecenderungan Arah Perusahaan pada Saat Menghadapi Kesulitan

11 Mei 2021   23:59 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:11 3336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

(1-sekilas menilai perusahaan secara umum dari sisi balance sheet/neraca)

Dalam melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan dapat dilaksanakan dengan menganalisa ratio-ratio pada balance sheet, income statement, cash flow maupun industri yang digeluti.

Balance Sheet (Neraca)

Jika ditilik dari balance sheet, tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai macam ratio, tetapi pada umumnya beberapa ratio cukup mewakili seperti current ratio, leverage, AR DOH (AR days on hand), Inv. DOH (Inventory days on hand), AP DOH (AP days on hand), dan AE DOH (AE days on hand).  Tujuan menilai suatu perusahaan dari sisi ratio di balance sheet secara garis besar adalah untuk mengetahui se-efektif apa suatu perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki, baik melalui pembiayaan dari utang maupun melalui pembiayaan dari modal sendiri.  Walaupun efektifitas tersebut memiliki nilai relative, tergantung tujuan jangka panjang suatu perusahaan yang akan dinilai.

Current ratio yang dikenal juga dengan istilah rasio lancar merupakan perbandingan antara asset lancar terhadap utang lancar, yang biasanya digunakan dengan satuan "kali".  Seyogyanya rasio ini harus lebih besar dari angka 1 yang menunjukkan bahwa utang (kewajiban) lancar yang jatuh tempo dalam kurun waktu 1 tahun atau kurang masih lebih kecil nilainya dibandingkan dengan asset lancar yang dimiliki.  Utang lancar terdiri dari utang-utang yang harus dibayar tidak lebih dari satu tahun, seperti utang kepada supplier (AP = Account Payable), gaji/listrik/air/telp (AE = Accrued Expense), pajak, cicilan pinjaman, dan lain sebagainya.  Sementara asset lancar meliputi uang kas, piutang dagang (AR = Account Receivable), Inventory (barang dagangan), dan lain sebagainya yang disetarakan akan dapat menjadi uang cash dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

Leverage merupakan ratio utang terhadap modal suatu perusahan.  Utang yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berasal dari pinjaman, baik pinjaman dari lembaga keuangan maupun pinjaman dari supplier (membeli bahan baku dengan utang juga dikategorikan sebagai pinjaman), dan lain sebagainya.  Sementara yang dikelompokan sebagai modal perusahaan adalah modal yang telah disetorkan ditambah dengan keuntungan perusahaan selama ini yang ditahan (tidak dibagikan dalam bentuk dividen), maupun utang yang karena suatu perjanjian tertentu dapat ditempatkan sebagai golongan modal (baik secara sementara maupun yang akan dipermanenkan).

Ratio leverage umumnya diperhitungan dengan satuan "kali".  Jadi jika kita menemukan ratio leverage sebesar 4 kali, hal ini menunjukkan bahwa jumlah utang yang dimiliki sebesar 3 dan modal yang dimiliki sebesar 1, sehingga perhitungan ratio leverage-nya menjadi (3+1)/1 = 4 kali.  Tidak ada nilai absolut terhadap ratio leverage untuk menilai apakah suatu perusahaan bagus atau tidak.  Penilaian ratio ini akan saling berkaitan dengan ratio-ratio lainnya dalam melakukan analisa.

Contoh, jika suatu perusahaan dihitung ratio leverage-nya = 1 kali, hal ini mengartikan bahwa besaran utang dengan modal adalah sama, yaitu 50 % : 50 %.  Dari sisi kesehatan keuangan, ratio tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut cukup sehat, tetapi dari segi memaksimalkan potensi asset yang dimiliki, bahwa perusahaan tersebut belum tentu telah maksimal dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk dapat memperbesar skala usaha yang dijalankan.

Jika sebaliknya, dicontohkan leverage suatu perusahaan = 8 kali.  Hal ini menunjukkan bahwa besaran modal suatu perusahaan hanya 12.5 % dari total passiva, sementara total utang telah mencapai 87.5 % (dengan perhitungan ratio leverage : 87.5+12.5/12.5 = 8 kali).  Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat maksimal menggunakan utang dalam membiaya assetnya.  Namun yang menjadi pertanyaan, apakah perusahaan tersebut akan mempu membayar seluruh kewajibannya ?  Untuk itu diperlukan penilaian suatu perusahaan dengan menganalisa keuangan secara holistic, tidak ratio per ratio.

AR DOH (lamanya umur piutang dagang yang belum diterima pembayarannya), Inv DOH (lamanya umur barang dagangan yang belum terjual), AP DOH (lamanya umur utang kepada supplier yang belum dibayar), dan AE DOH (lamanya kewajiban terutang yang belum dibayar karena belum jatuh tempo).  Satuan yang digunakan dalam menghitung ratio ini adalah hari, dimana semakin lama hari yang dimiliki maka semakin lama waktu yang dibutuhkan baik untuk menerima uang (dari AR dan Invesntory) maupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran (untuk AP dan AE).

Sebagai contoh jika dalam suatu perhitungan diketahui AR DOH = 235 hari, maka uang yang akan diterima (cash in flow) oleh perusahaan adalah pada hari ke 235 (kira-kira setara dengan 7.8 bulan).  Jika suatu perusahaan memiliki ratio AR DOH selama 7.8 bulan, maka sebenarnya perusahaan tersebut patut dicurigai akan mengalami gangguan cash flow, karena perusahaan pada dasarnya melakukan pembayaran wajib setiap bulannya minimal untuk membayar gaji, langgangan bulanan (seperti air, listrik, dll.).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun