Mohon tunggu...
Mesa Indra Naiborhu
Mesa Indra Naiborhu Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Hukum, Management, dan Keuangan

Meminati bidang hukum, management, dan keuangan yang dapat dipergunakan untuk berbagi pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Tidak Seharusnya Membangun atau Sebaliknya?

7 Mei 2021   23:59 Diperbarui: 8 Mei 2021   00:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dengan zona ekonomi ekslusif yang dimiliki, mempunyai luas lautan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa tergantung dari produksi kelautan negara lain.

Dengan posisi negara kepulauan yang berada di Asia Tenggara, dan menjadi halaman depannya Australia serta Selandia Baru, serta bersisian dengan negara-negara di daerah Pasifik, memberikan potensi yang sangat besar terhadap perdagangan maupun pengaruh.

Dengan jumlah penduduk dikisaran 260 juta jiwa, Indonesia seyogyanya dapat memenuhi sendiri kebutuhannya, ibarat sirkulasi sebuah aquarium, produksi bahan mentah yang diolah menjadi barang jadi sampai dikonsumi, kembali ke proses semula dan seterusnya, dapat dilakukan hanya di aquarium Indonesia saja, jika kita menginginkannya.  Seperti yang dahulu kala pernah dilakukan oleh Jepang maupun Tiongkok (dan mungkin sekarang Iran sedang mempraktekkannya).

Tetapi, kebijakan tersebut bukanlah suatu sikap yang bijaksana mengingat kita sebagai negara merdeka dan bagian dari lingkungan sosial negara-negara di dunia, tidak seharusnya menutup diri, tetapi harus membuka diri karena membuka diri juga akan memberikan kemajuan, sepanjang kemajuan tersebut masih tetap berlandaskan falsafah Pancasila.

Indonesia dengan beragam suku bangsa, beragam agama, dan beragam ras, selama ini tetap berdiri tegak sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  Pertanyaannya adalah, sampai kapan NKRI ini akan bertahan ?

Jika kita berada di masa orde lama, maka kita mungkin akan seperti Yugoslavia yang sudah bubar, dimana kesatuan dari perbedaan mereka ternyata tidaklah bertahan lama, sehingga Yugoslavia terpecah menjadi beberapa negara.  Negara mana yang sangat berkepentingan jika Indonesia kehilangan kesatuannya ?

Jika kita berada di masa orde baru, saya jadi teringat dengan cerita-cerita sejarah mengenai masa-masa penjajahan, dimana pada masa penjajahan itu, kebodohan menyebabkan perbedaan suku bangsa menjadi kekuatan penjajah untuk mengusai bumi pertiwi ini.  Negara mana yang sangat berkepentingan jika Indonesia tetap berada di lingkaran kebodohan ?

Saat ini Indonesia masuk ke tahap perpaduan semangat orde lama yang berapi-api membasmi penjajahan dengan semangat orde baru menjalankan pembangunan, ditambah dengan semakin menguatnya semangat Pancasila pada Pemerintahan saat ini.  Pada kondisi ini, apakah ada negara yang merasa terancam eksistensinya ?  Dapat dilihat pada tabel yang dicantumkan, yakni perbandingan beberapa indikator dari beberapa negara yang berdekatan dengan Indonesia.

Jika Indonesia terus membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk menyambung lalulintas barang dan orang di seluruh tumpah darah ini, sehingga biaya distribusi menjadi efisien, sehingga inflasi bisa ditekan, yang berakibat penghematan biaya negara maupun biaya masyarakat.

Jika Indonesia dapat berhemat sedemikian rupa, sehingga kekuatan ekonomi bangsa dan negara secara terus-menerus mengalami perbaikan, apakah utang kita akan tetap bertambah banyak atau malah terjadi penurunan utang secara gradual ?

Jika Indonesia memiliki kelebihan dana akibat efisiensi tersebut (masih belum termasuk efisiensi dari penekanan akan kerugian akibat korupsi dan sejenisnya, harap diingat bahwa penghamburan APBN maupun APBD yang tidak tepat sasaran adalah juga tindakan pemiskinan negara dan bangsa), sekuat apa kemampuan manufaktur Indonesia ? Demikian juga halnya akan sekuat apa pertahanan dan keamanan negara ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun