Egg Steam bukan hanya makanan. Ia adalah simbol, metafora kehidupan:
- Telur melambangkan potensi, sesuatu yang belum jadi apa-apa.
- Kaldu mewakili pengalaman dan dukungan yang menopang.
- Proses kukus adalah perjalanan pembentukan karakter: sunyi, perlahan, tapi menentukan.
- Kecap dan seledri adalah sentuhan akhir---identitas yang membuat setiap mangkuk Egg Steam unik, seperti hidup setiap manusia.
Di dapur rumah, Egg Steam bukan sekadar lauk. Ia adalah ruang refleksi. Mengajarkan bahwa kelezatan tidak harus datang dari kemewahan, tetapi dari perhatian yang tulus.Â
Bahwa cinta tidak selalu berbentuk hadiah mahal, tapi bisa hadir dalam semangkuk telur kukus hangat.
Penutup: Sepiring Cinta di Meja Makan
Saya memasak Egg Steam bukan untuk pamer, bukan untuk menyamai restoran ternama. Saya memasaknya untuk menghadirkan rasa yang lebih dalam: rasa rumah, rasa cinta, dan rasa spiritualitas yang bisa disantap.
Ketika keluarga saya menyendok Egg Steam yang saya buat, saya tahu---saya tidak hanya memberi mereka makanan. Saya memberi mereka bagian dari diri saya.
Karena di dapur rumah, setiap hidangan bukan sekadar masakan. Ia adalah cerita, doa, dan cinta yang disajikan dalam mangkuk kecil.
Dan Egg Steam, bagi saya, adalah salah satu cerita terbaik yang pernah saya masak.
Merza Gamal
Pensiunan Gaul Banyak Acara & Pencinta Dapur Rumah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI