Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia di Simpang Jalan; Antara Ambisi Pembangunan dan Kenyataan Perekonomian Rakyat

15 Juni 2025   06:31 Diperbarui: 15 Juni 2025   06:31 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negeri di persimpangan jalan, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Minggu pagi itu, saya duduk di sebuah kedai kopi sederhana di pinggiran Jakarta. Di seberang meja, seorang kawan lama---dulu petinggi startup teknologi finansial---mengaduk kopinya pelan. "Gue udah apply visa ke Australia. Capek," katanya lirih.

Di sekitarnya, percakapan serupa semakin kerap terdengar. Ada anak muda yang resign tanpa rencana, pegawai pabrik yang kena PHK, influencer yang kini jadi dropshipper. Di media sosial, tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu muncul bukan lagi sebagai satire, tapi jeritan.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan negeri ini?

Danantara dan Ambisi Digital: Inovasi atau Ilusi?

Pemerintah baru-baru ini meluncurkan Danantara, platform ekonomi digital nasional berbasis blockchain yang digadang-gadang sebagai lompatan besar ke masa depan. Di balik jargon seperti "daulat data", "dompet digital negara", dan "transaksi lintas batas blockchain", publik bertanya: untuk siapa semua ini?

Sementara banyak warga belum terhubung dengan infrastruktur internet yang layak, dan literasi keuangan digital masih rendah, apakah teknologi setinggi ini akan inklusif atau justru elitis?

Bullion Bank dan Janji Keemasan

Rencana pendirian Bullion Bank di Indonesia mencuri perhatian: bank khusus emas pertama di negeri yang kaya tambang namun belum memiliki ekosistem perbankan logam mulia.

Namun, di tengah kasus korupsi tambang, dugaan ekspor ilegal emas, dan minimnya transparansi cadangan devisa berbasis komoditas, pertanyaan muncul: apakah Bullion Bank akan benar-benar memperkuat kedaulatan ekonomi nasional? Atau justru memperdalam jurang antara kekuatan modal dan rakyat biasa?

Bullion Bank,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 
Bullion Bank,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Tambang Nikel: Kaya Sumber Daya, Miskin Keadilan

Indonesia adalah eksportir nikel terbesar dunia. Namun, di balik angka-angka megaton, realitasnya mencengangkan. Tambang-tambang nikel dari Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, hingga Papua, terus menebas hutan, mencemari laut, dan meminggirkan masyarakat adat.

Yang terbaru, dunia internasional menyoroti potensi ancaman pada Raja Ampat---surga terakhir biodiversitas laut dunia. Rencana ekspansi tambang di kawasan tersebut dikecam luas. Di saat perusahaan global berlomba menambang bahan baku baterai kendaraan listrik, masyarakat lokal bertanya: apa yang kami dapatkan selain debu, banjir, dan konflik sosial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun