Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Alfamart Tutup Ratusan Gerai, tapi Bagi Dividen Besar, Strategi Rasional di Tengah Biaya Tinggi?

24 Mei 2025   08:20 Diperbarui: 25 Mei 2025   08:23 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerai Alfamart, toko Alfamart. (SHUTTERSTOCK/ANI FATHUDIN via KOMPAS.com)

Keputusan itu diketuk pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), yang digelar pada Kamis, 22 Mei 2025, di kantor pusat mereka, Alfa Tower, Alam Sutera. 

Di tengah kabar bahwa 509 gerai Alfamart, Alfamidi, Lawson, dan Dan+Dan telah ditutup sejak awal 2024 hingga kuartal pertama 2025, perusahaan justru memutuskan akan membagikan dividen tunai senilai Rp1,4 triliun---sekitar 45 persen dari laba bersih tahun buku 2024.

Sontak, publik pun bertanya-tanya. Di saat ratusan toko ditutup, mengapa perusahaan memilih membagi untung besar kepada pemegang saham? Apakah bisnis ritel ini sedang menghadapi badai? Atau justru inilah cara baru untuk menyelamatkan kapal agar tetap berlayar lebih cepat?

Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Untuk memahami ini, mari kita telusuri lebih dalam. Di balik pintu-pintu rolling door yang turun, ada strategi, ada perhitungan, dan tentu saja, ada cerita.

Bukan Karena Lesu, Tapi Karena Mahal

Dalam konferensi pers yang digelar usai RUPST, Presiden Direktur AMRT, Anggara Hans Prawira, menjelaskan bahwa penutupan gerai-gerai tersebut bukan disebabkan oleh penurunan penjualan atau kinerja yang buruk. 

Justru, penjualan perseroan tumbuh 10,54 persen menjadi Rp118,22 triliun di tahun 2024, dari sebelumnya Rp106,94 triliun pada 2023.

Namun, seiring dengan pertumbuhan tersebut, tantangan biaya operasional pun membumbung. Salah satu alasan utama ditutupnya ratusan gerai adalah karena kontrak sewa yang tidak diperpanjang---bukan oleh pemilik properti, melainkan oleh pihak Alfamart sendiri.

"Setelah lima tahun disewa, kadang-kadang pemilik lahan mematok harga sewa yang sangat tinggi. Karena itu, kami putuskan untuk tidak memperpanjang di situ, dan memilih alternatif tempat lain," ujar Anggara.

Gerai-Gerai di Jabodetabek Paling Banyak Tumbang

Anggara mencatat bahwa mayoritas gerai yang ditutup berada di kawasan Jabodetabek---wilayah dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) tertinggi dan harga sewa properti yang melambung. 

Dengan komposisi biaya operasional seperti ini, bahkan penjualan yang stabil atau naik belum tentu cukup untuk menjaga margin keuntungan yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun