Tanggal 15--17 Mei 2025 menjadi momen yang tak terlupakan dalam perjalanan saya bersama Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).Â
Di sela udara hangat Ibu Kota, ratusan cendekiawan, akademisi, birokrat, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya berkumpul dalam Sarasehan dan Muktamar IAEI, menandai titik balik penting dalam penguatan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
Saya hadir bukan sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai bagian dari Pengurus Harian IAEI periode sebelumnya, menyaksikan langsung dinamika, harapan, dan geliat masa depan yang dibawa oleh wajah-wajah baru dan semangat yang tak pernah padam.
Momen Kebangsaan: Dua Mantan Wapres, Dua Pilar Strategis IAEI
Yang menjadikan sarasehan tahun ini terasa istimewa adalah kehadiran dua mantan Wakil Presiden RI, yaitu Dr. (H.C.) Jusuf Kalla dan KH. Ma'ruf Amin. Keduanya tidak hanya hadir sebagai tokoh bangsa, tetapi juga dalam kapasitas resmi mereka di IAEI---KH. Ma'ruf Amin sebagai Dewan Penasehat dan Jusuf Kalla sebagai Dewan Pertimbangan.
Kehadiran mereka memberi bobot moral dan arah strategis bagi organisasi. Dalam forum ini, mereka menyampaikan refleksi mendalam tentang tantangan dan peluang ekonomi syariah di tengah perubahan global. Jusuf Kalla menekankan pentingnya sektor riil dalam menumbuhkan ekonomi umat, sementara KH. Ma'ruf Amin menggarisbawahi perlunya sinergi kebijakan antara sektor keuangan dan industri halal sebagai satu kesatuan ekosistem syariah.
Sarasehan: Lebih dari Sekadar Bank Syariah
Sarasehan yang menjadi pembuka rangkaian Muktamar menghadirkan para tokoh kunci:
- Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
- Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia
- Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK
- Prof. Mustafa Edwin Nasution, pendiri IAEI
- Prof. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI sekaligus Ketua Umum IAEI