Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Hai Leader, Berhentilah Menjadi GPS dan Kembalilah sebagai Kompas

13 Mei 2025   08:27 Diperbarui: 13 Mei 2025   11:58 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Leader (Freepik/rawpixel.com)

Pernah nggak sih kamu kerja di bawah pemimpin yang seperti GPS? Yang selalu bilang: "Putar balik... karena kamu salah ambil keputusan," atau "Menghitung ulang, karena kamu telat 14 detik." Semua langkah kamu dipantau, semua pilihan harus disetujui. Hasilnya? Tim jadi seperti robot. Bergerak, iya. Tumbuh, tidak.

Tapi pemimpin sejati? Mereka seperti kompas. Nggak ngatur rute detail, tapi menunjukkan arah. Mereka memercayai timnya untuk memilih jalan sendiri, bahkan ketika jalannya berkelok.

Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Kepemimpinan Itu Soal Memberi Arah, Bukan Mengatur Jalan

Kepemimpinan bukan soal mengontrol segalanya. Terlalu banyak pemimpin yang masih merasa harus "tahu semua, kendalikan semua, awasi semua." 

Padahal, di era sekarang---terutama bagi generasi muda seperti Gen Z dan Young Millennial (generasi Y yang lahir setelah  tahun 1990-an)---pendekatan semacam itu bukan hanya membosankan, tapi juga mematikan kreativitas.

Generasi muda ini ingin dipercaya. Mereka ingin diberi ruang. Bukan karena mereka keras kepala, tapi karena mereka ingin merasa punya makna dalam pekerjaan yang mereka lakukan.

Kebebasan Adalah Bahan Bakar Inovasi

Coba bayangkan: bekerja di tempat yang memberi kamu kebebasan seperti dikasih AUX cord di road trip bareng teman-teman. Kamu bisa nyetel lagu 'guilty pleasure' tanpa takut dihakimi. Saat kamu dipercaya, kerja terasa lebih hidup. Bukan cuma soal deadline, tapi juga soal ekspresi diri dan kontribusi nyata.

Pemimpin yang seperti kompas memahami hal ini. Mereka tidak hadir untuk menyetir setiap belokan, tapi memastikan kamu tahu ke mana arah utara. 

Mereka bukan penonton yang sibuk menilai, tapi rekan yang ikut berlari---kadang malah ikut dorong ketika kamu lelah.

Transformasi Budaya Kerja Itu Bukan Basa-Basi

Transformasi budaya perusahaan sering dianggap cuma soal ganti slogan, baju seragam, atau bikin video motivasi. Padahal, budaya kerja berubah ketika nilai-nilainya berubah. Dan perubahan itu dimulai dari atas: dari cara pemimpin bersikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun