Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perginya Emas Rakyat ke Bank Modern

29 April 2025   21:45 Diperbarui: 29 April 2025   21:45 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Etalase Emas Pegadaian di sebuah Pameran,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Dulu, suara gemerincing logam di pasar-pasar tradisional menjadi musik latar yang akrab di telinga.

Di kios-kios kecil berlampu temaram, para pedagang emas menggoda pembeli dengan kilauan cincin, kalung, dan lempengan kecil emas murni.

Emas adalah milik semua orang---bukan hanya orang kaya, tapi juga tukang sayur, guru, hingga petani yang sabar menyisihkan rezeki mereka sedikit demi sedikit. Memiliki emas berarti memiliki rasa aman.

Kini, suasana itu perlahan berubah.

Emas fisik tak lagi semudah dulu ditemukan dalam genggaman rakyat kecil. Transaksi beralih ke dunia maya---ke rekening digital, ke akun virtual yang menjanjikan "simpanan emas" yang nyaris tak tersentuh.

Pergeseran ini semakin terasa dengan kehadiran Bullion Bank Indonesia, yang resmi diluncurkan pada 14 Februari 2025.

Bank ini dirancang untuk menjadi pusat transaksi emas nasional, mendorong Indonesia berperan lebih besar di pasar emas dunia.

Tabungan Emas, Emas tak lagi di tangan,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Tabungan Emas, Emas tak lagi di tangan,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Namun, perubahan ini juga membawa pertanyaan baru: ke mana emas rakyat sebenarnya pergi?

Dari Remahan WA Menuju Realitas Pasar

Baru-baru ini, dua tangkapan layar percakapan WhatsApp ramai diperbincangkan. Isi percakapan itu mengungkapkan keresahan banyak orang: stok emas kecil (di bawah 5 gram) semakin sulit ditemukan di toko-toko, harga emas fisik melejit, dan proses membeli emas kecil menjadi lebih ribet.

Ini bukan sekadar keluhan tanpa dasar.

Data dari Asosiasi Pedagang Emas Indonesia (APEI) menunjukkan bahwa sepanjang kuartal pertama 2025:

  • Volume perdagangan emas fisik ritel menurun sebesar 28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
  • Harga premi (selisih antara harga pasar dan harga jual ritel) untuk emas batangan 1 gram melonjak dari rata-rata Rp30.000 menjadi Rp95.000 per gram.
  • Pasokan emas kecil (1-5 gram) mengalami kelangkaan hingga 35% di wilayah Jabodetabek dan kota besar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun