Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Serial Kedaulatan Digital dan Sistem Pembayaran Nasional (Bagian 1)

23 April 2025   20:42 Diperbarui: 23 April 2025   20:42 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

QRIS dan GPN, Simbol Kedaulatan Digital Indonesia

"Kami ingin semua transaksi digital di Indonesia berada dalam kendali kita sendiri. Bukan negara lain."

Kalimat itu mungkin tak pernah benar-benar diucapkan oleh pejabat Bank Indonesia secara eksplisit. Namun, semangat di balik pengembangan QRIS dan GPN sangat mencerminkan hal itu. Di balik kode QR dan jaringan transaksi, tersimpan misi yang jauh lebih besar: kedaulatan digital Indonesia.

QRIS: Dari Warung Kopi ke Toko Elektronik

Kini, QRIS bukan barang baru. Dari kios kecil, angkringan, pedagang pasar tradisional, hingga toko elektronik modern---semua bisa melayani transaksi digital cukup dengan satu kode. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bukan hanya tentang kemudahan. Ia adalah langkah strategis menuju sistem pembayaran nasional yang lebih inklusif dan berdaulat.

Sebelum QRIS diluncurkan pada Agustus 2019, setiap penyedia dompet digital memiliki format kode QR-nya masing-masing. GoPay, OVO, DANA, LinkAja---semuanya berjalan di "ekosistem" yang terpisah. Ini merepotkan pengguna dan menyulitkan pelaku UMKM yang ingin melayani banyak platform sekaligus.

Dengan QRIS, satu kode bisa digunakan lintas platform. Lebih penting lagi: data transaksi tidak lagi perlu berpindah ke server luar negeri. Ia dikelola dalam negeri, oleh otoritas dan lembaga lokal, dengan pengawasan Bank Indonesia.

Dan inilah titik krusialnya: QRIS adalah jawaban terhadap fragmentasi, sekaligus penguat kedaulatan data transaksi.

GPN: Menggoyang Dominasi Visa dan Mastercard

Sebelum tahun 2018, transaksi dengan kartu debit di Indonesia mayoritas masih "menumpang" jaringan luar negeri seperti Visa dan Mastercard. Artinya, ketika kita membeli seporsi nasi padang dengan kartu debit, data transaksi itu bisa saja terlebih dahulu melintasi server di luar negeri sebelum kembali ke bank kita.

Selain menyebabkan biaya transaksi yang lebih tinggi, kondisi ini juga menyimpan potensi risiko keamanan data dan kedaulatan sistem keuangan nasional.

Maka, diluncurkanlah Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) pada 4 Desember 2017, dan mulai diimplementasikan pada tahun 2018. GPN adalah sistem yang mengintegrasikan seluruh instrumen dan kanal pembayaran dalam negeri, dari ATM, EDC, hingga mobile banking. Tujuannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun