Menjaga Kendali di Tengah Tekanan Global
Di tengah arus deras digitalisasi global dan ketegangan geopolitik yang memanas, Indonesia berada pada simpang jalan penting: antara kemandirian dan ketergantungan. Salah satu arena pertarungan itu adalah sistem pembayaran nasional.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) bukan sekadar alat transaksi. Keduanya merupakan pilar utama dari upaya Indonesia untuk menguasai sistem keuangan digitalnya sendiri---tanpa harus terlalu bergantung pada jaringan dan sistem pembayaran asing seperti Visa, Mastercard, atau PayPal.
Namun belakangan ini, langkah Indonesia tersebut mulai mengundang perhatian, bahkan kegelisahan, dari pihak luar. Dalam salah satu sesi negosiasi bilateral yang seharusnya membahas isu dagang dan tarif, delegasi Amerika Serikat secara mengejutkan turut menyoroti QRIS dan GPN.Â
Mereka mempertanyakan standar sistem pembayaran kita---sebuah sinyal yang dibaca sebagian analis sebagai bentuk tekanan halus terhadap kedaulatan digital Indonesia.
Tak berhenti di situ, pada 2 April 2025, Presiden Donald Trump kembali menggebrak dunia dagang dengan kebijakan kenaikan Bea Masuk Impor (BMI) terhadap produk dari hampir seluruh mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Ini bukan hanya soal defisit perdagangan atau angka neraca dagang semata.Â
Di balik layar, ada kekhawatiran AS bahwa negara-negara seperti Indonesia mulai mengatur lalu lintas keuangannya sendiri dan tak sepenuhnya lagi memberi jalan lebar pada kepentingan bisnis digital Amerika.
Apa yang Akan Anda Temukan dalam Serial Ini?
Serial ini akan membawa pembaca menyusuri lapisan demi lapisan isu yang mengemuka---dari QRIS di warung kopi, hingga negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington. Disampaikan dengan gaya ringan, bernapas cerita, namun tetap tajam dan berdasar data.
-
Bagian 1 -- QRIS dan GPN: Simbol Kedaulatan Digital Indonesia
Mengupas asal-usul, tujuan, dan makna strategis sistem pembayaran nasional yang kita bangun sendiri. Bagian 2 -- Ketegangan Global: Perdagangan Bebas, Proteksionisme, dan Kekuatan Besar
Menelaah sikap agresif Trump dan Navarro dalam memproteksi ekonomi AS, serta dampaknya bagi Indonesia dan dunia.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!