Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Paus Fransiskus; Dari Sudut Pandang Seorang Non Katolik

22 April 2025   07:06 Diperbarui: 22 April 2025   07:33 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Kabar duka datang dari Vatikan. Dunia kehilangan sosok besar yang selama hidupnya menjadi simbol perdamaian, kesederhanaan, dan kasih antarmanusia. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, telah meninggalkan kita semua. 

Kepergiannya di tengah gema Paskah yang masih bergema di hati umat, ibarat petir yang menyambar di siang bolong. Tak hanya umat Katolik, dunia pun terhenyak.

Di tengah hiruk-pikuk konflik global dan ketegangan geopolitik yang terus membara, Paus Fransiskus adalah oase ketenangan. Dalam dunia yang gaduh karena arogansi negara-negara adidaya, beliau menjadi suara lembut yang tak henti menyerukan kasih, pengampunan, dan perdamaian. Meski sering diabaikan, suaranya tak pernah padam.

"Perdamaian adalah karya seni yang dibuat oleh semua orang, setiap hari, dengan kasih sayang dan belas kasihan," begitu salah satu pesan damainya yang tak lekang oleh waktu.

Sosok Sederhana yang Mendunia

Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, Paus Fransiskus adalah Paus ke-266 Gereja Katolik dan pemimpin Vatikan sejak 13 Maret 2013. Ia mencatat banyak sejarah: Paus pertama dari Amerika Latin, Paus pertama dari Ordo Serikat Yesus (Jesuit), serta Paus pertama yang memilih nama "Fransiskus"---mengikuti jejak Santo Fransiskus dari Assisi, sang pelindung kaum miskin dan pencinta alam.

Sebagai seorang pemimpin spiritual, ia tak pernah menjauh dari rakyat. Paus Fransiskus menolak kemewahan. Ia lebih memilih tinggal di rumah tamu Vatikan dibanding istana apostolik. Ia menggunakan kendaraan sederhana, berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami, dan membuka pintu seluas-luasnya untuk berdialog, bahkan dengan mereka yang berbeda keyakinan.

"Saya lebih suka gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar ke jalan-jalan, daripada gereja yang sakit karena tertutup dan nyaman dengan keamanannya sendiri," ucapnya dalam salah satu homili yang sangat menggugah.

Suara Nurani Dunia

Di tengah penderitaan para pengungsi, kelaparan, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan global, Paus Fransiskus menjadi suara nurani dunia. Ia menyuarakan keprihatinan atas krisis iklim, perang, dan ketimpangan sosial, meski sering kali kata-katanya hanya berlalu seperti angin.

Namun, beliau tetap berdiri teguh. Baginya, menjadi pemimpin bukanlah soal kekuasaan, melainkan soal melayani. Dunia boleh keras, namun hatinya tetap lembut.

"Tuhan tidak pernah lelah mengampuni kita; kitalah yang sering lelah meminta pengampunan," katanya dalam suatu kesempatan, menegaskan kembali pentingnya belas kasih dalam dunia yang keras.

Warisan yang Abadi

Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam, namun juga warisan besar bagi dunia: keteladanan moral, semangat melayani, dan panggilan untuk berdamai. Ia tidak hanya menjadi pemimpin agama, tetapi juga simbol harapan dan kemanusiaan yang menjangkau lintas iman dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun