Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Peluang dan Tantangan dalam Persaingan Content Creator & Influencer yang Semakin Ketat

2 April 2025   14:56 Diperbarui: 2 April 2025   15:38 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Dulu, dunia media sosial adalah tanah yang subur bagi siapa saja yang ingin meraup cuan dari kreativitas. Platform-platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok menjadi ladang emas bagi para Content Creator yang mampu menarik perhatian. Namun, seiring waktu, ekosistem ini mulai berubah. 

Persaingan semakin sengit, algoritma semakin sulit ditebak, dan platform tidak lagi seroyal dulu dalam membagikan keuntungan kepada para Content Creator.

Laporan dari The Wall Street Journal mengungkap bahwa brand-brand besar kini lebih selektif dalam memilih influencer untuk diajak bekerja sama. Bagi Content Creator baru, ini bisa menjadi hambatan besar. 

Namun, apakah ini berarti dunia Content Creator tak lagi menarik bagi pendatang baru? Ataukah justru ini menjadi seleksi alam yang memastikan hanya mereka yang inovatif dan berkualitas yang bertahan?

Peluang Masih Ada, Tapi Tidak Semudah Dulu

Mari kita ambil contoh Clint Brantley, seorang Content Creator yang fokus pada game Fortnite. Selama tiga tahun terakhir, ia membangun audiens di TikTok, YouTube, dan Twitch. Meski demikian, ia merasakan betul perubahan di industri ini. Monetisasi semakin sulit, persaingan semakin ketat, dan engagement dari audiens tidak selalu stabil. 

Hal ini bukan hanya terjadi pada Brantley, tetapi juga pada banyak Content Creator lain yang berusaha mencari tempat di tengah hingar-bingar media sosial.

Bagi pendatang baru, peluang tetap ada, tetapi strategi harus lebih matang. Tidak cukup hanya mengandalkan keberuntungan atau menunggu viral. Sebaliknya, membangun komunitas yang loyal menjadi langkah krusial.

Membangun Komunitas Loyal: Kunci Keberlanjutan

Banyak yang tergoda untuk langsung mengejar audiens yang luas. Namun, Content Creator sukses sering kali memulai dengan membangun komunitas kecil yang solid. Mengapa ini penting? 

Karena komunitas yang loyal cenderung lebih engaged, lebih sering membagikan konten, dan lebih berkontribusi pada pertumbuhan organik.

Bagaimana cara membangun komunitas seperti ini?

  1. Kenali Audiens Anda -- Pahami siapa yang ingin Anda jangkau dan berikan konten yang benar-benar relevan bagi mereka.
  2. Interaksi yang Autentik -- Bukan sekadar membalas komentar, tetapi membangun percakapan yang berarti.
  3. Konsistensi dalam Posting -- Jangan hanya muncul ketika sedang ingin. Jadwal yang teratur akan membangun ekspektasi dan kebiasaan bagi audiens.
  4. Gunakan Multi-Platform -- Jangan bergantung hanya pada satu platform. Kombinasikan YouTube dengan TikTok, atau Instagram dengan Twitter untuk memperluas jangkauan.

Dunia Media Sosial di Indonesia: Ladang Emas yang Semakin Kompetitif

Dunia media sosial di Indonesia tetap menjadi ladang yang menggiurkan bagi para influencer dan Content Creator. Pendapatan yang diperoleh bervariasi, tergantung pada jumlah pengikut dan tingkat engagement yang dimiliki. 

Sebagai ilustrasi, micro-influencer dengan 10.000 hingga 50.000 pengikut dapat menghasilkan antara Rp1.000.000 hingga Rp7.000.000 per postingan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun