Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Renungan Menyambut Malam Nuzulul Quran sebagai Upaya Menjadi Mukmin Sejati

16 Maret 2025   19:20 Diperbarui: 18 Maret 2025   16:32 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Al Quran. (Dok. Shutterstock / Kingmaya Studio via kompas.com)

Malam ke-17 Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Islam karena diperingati sebagai Nuzulul Quran, yaitu peristiwa turunnya Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di Gua Hira.

Ini adalah malam yang penuh berkah dan menjadi pengingat bagi kita untuk semakin memperbanyak ibadah, membaca, memahami, serta mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. 

Di berbagai tempat, biasanya ada kajian khusus, ceramah, atau peringatan di masjid untuk menambah pemahaman dan kecintaan kita terhadap kitab suci ini.

Peringatan Nuzulul Quran bukan sekadar mengenang sejarah turunnya Al-Quran, tetapi lebih dari itu, menjadi momen refleksi bagi setiap Muslim untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang nyata.

Al-Quran bukan hanya sekadar bacaan, tetapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Allah berfirman:
"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)..."
(QS. Al-Baqarah: 185)

Dari ayat ini, kita diingatkan bahwa Al-Quran adalah hudan linnas (petunjuk bagi manusia), yang artinya harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan---baik dalam ibadah, sosial, ekonomi, maupun akhlak dalam keseharian.

Jadi, esensi dari peringatan Nuzulul Quran bukan hanya seremonial, tetapi bagaimana kita menjadikan nilai-nilai Al-Quran sebagai pegangan dalam bersikap, berbuat adil, menjaga amanah, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Malam ini menjadi saat yang tepat untuk merenungi sejauh mana kita sudah mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan. Bagaimana menurut Anda, sudahkah kita benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup?

Nuzulul Quran bukan sekadar peringatan historis, tetapi juga momentum untuk introspeksi diri. Apakah kita sudah benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai Al-Furqan, yakni pembeda antara yang haq dan yang batil dalam kehidupan kita?

Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Generative AI
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Generative AI

Ketika Al-Quran telah menjadi imam dalam kehidupan, maka umat Islam akan mampu memberikan sumbangsih terbaik bagi dunia---melalui akhlak yang luhur, keadilan dalam bermasyarakat, serta kontribusi positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Allah SWT telah berfirman:

"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah..." (QS. Ali Imran: 110).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun