Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menganalisis Hasil Polling Reuters/Ipsos Terhadap Kebijakan Donald Trump

24 Februari 2025   10:07 Diperbarui: 24 Februari 2025   10:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Merza Gamal, sumber gambar: Reuters/Photo File

Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Donald Trump selama masa jabatannya kerap menjadi sorotan dunia, termasuk dalam survei terbaru Reuters/Ipsos.

Salah satu kebijakan dengan tingkat dukungan tertinggi adalah penanganan isu imigrasi ilegal yang mencapai 55%. Dukungan besar ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika masih menganggap imigrasi ilegal sebagai masalah mendesak.

Namun demikian, tingginya angka oposisi---mencapai 41%---menunjukkan adanya perpecahan pendapat yang cukup tajam di masyarakat AS.

Dalam survei tersebut, isu perekonomian juga menjadi perhatian utama warga Amerika. Sebanyak 58% responden menyebut bahwa upaya melawan inflasi adalah motivasi utama mereka dalam menilai kinerja pemerintah.

Ironisnya, hanya 32% yang menyetujui kinerja Trump dalam menekan kenaikan harga. Ketidakpuasan ini mencerminkan tantangan besar dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah ketidakpastian global.

Salah satu kebijakan ekonomi yang kontroversial adalah pemotongan belanja pemerintah yang dipimpin oleh Elon Musk, yang mendapat penolakan signifikan. Kebijakan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi dinamika ekonomi global, termasuk Indonesia.

Implikasi Kebijakan Trump pada Geopolitik dan Ekonomi Global

Kebijakan luar negeri Trump terkait Timur Tengah, khususnya rencana Gaza, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Konflik yang berkepanjangan dapat mempengaruhi stabilitas pasokan energi global, mengingat sebagian besar produksi minyak dunia berasal dari wilayah ini.

Kenaikan harga minyak yang terjadi akibat ketegangan geopolitik akan berdampak langsung pada negara-negara pengimpor minyak, termasuk Indonesia.

Di sisi lain, hubungan AS-China yang kerap memanas selama masa kepemimpinan Trump juga berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang pada perekonomian global. Perang dagang yang berlarut-larut antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini dapat mengganggu rantai pasok global, yang pada akhirnya memengaruhi sektor industri di banyak negara.

Dampak Terhadap Indonesia dan Langkah Strategis yang Diperlukan

Bagi Indonesia, kebijakan Trump membawa sejumlah tantangan dan peluang. Dari sisi perdagangan, potensi menurunnya permintaan barang impor dari AS bisa menekan ekspor Indonesia, terutama di sektor tekstil, elektronik, dan produk pertanian.

Oleh karena itu, Indonesia perlu memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional seperti Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur.

Dari sisi stabilitas keuangan, kebijakan moneter ketat AS dalam merespons inflasi bisa memperkuat dolar dan melemahkan nilai tukar rupiah. Untuk mengantisipasi dampak ini, Bank Indonesia harus memperkuat cadangan devisa dan menjaga stabilitas makroekonomi dengan kebijakan suku bunga yang adaptif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun