Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Donald Trump selama masa jabatannya kerap menjadi sorotan dunia, termasuk dalam survei terbaru Reuters/Ipsos.
Salah satu kebijakan dengan tingkat dukungan tertinggi adalah penanganan isu imigrasi ilegal yang mencapai 55%. Dukungan besar ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika masih menganggap imigrasi ilegal sebagai masalah mendesak.
Namun demikian, tingginya angka oposisi---mencapai 41%---menunjukkan adanya perpecahan pendapat yang cukup tajam di masyarakat AS.
Dalam survei tersebut, isu perekonomian juga menjadi perhatian utama warga Amerika. Sebanyak 58% responden menyebut bahwa upaya melawan inflasi adalah motivasi utama mereka dalam menilai kinerja pemerintah.
Ironisnya, hanya 32% yang menyetujui kinerja Trump dalam menekan kenaikan harga. Ketidakpuasan ini mencerminkan tantangan besar dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah ketidakpastian global.
Salah satu kebijakan ekonomi yang kontroversial adalah pemotongan belanja pemerintah yang dipimpin oleh Elon Musk, yang mendapat penolakan signifikan. Kebijakan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi dinamika ekonomi global, termasuk Indonesia.
Implikasi Kebijakan Trump pada Geopolitik dan Ekonomi Global
Kebijakan luar negeri Trump terkait Timur Tengah, khususnya rencana Gaza, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Konflik yang berkepanjangan dapat mempengaruhi stabilitas pasokan energi global, mengingat sebagian besar produksi minyak dunia berasal dari wilayah ini.
Kenaikan harga minyak yang terjadi akibat ketegangan geopolitik akan berdampak langsung pada negara-negara pengimpor minyak, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, hubungan AS-China yang kerap memanas selama masa kepemimpinan Trump juga berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang pada perekonomian global. Perang dagang yang berlarut-larut antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini dapat mengganggu rantai pasok global, yang pada akhirnya memengaruhi sektor industri di banyak negara.
Dampak Terhadap Indonesia dan Langkah Strategis yang Diperlukan
Bagi Indonesia, kebijakan Trump membawa sejumlah tantangan dan peluang. Dari sisi perdagangan, potensi menurunnya permintaan barang impor dari AS bisa menekan ekspor Indonesia, terutama di sektor tekstil, elektronik, dan produk pertanian.
Oleh karena itu, Indonesia perlu memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional seperti Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur.
Dari sisi stabilitas keuangan, kebijakan moneter ketat AS dalam merespons inflasi bisa memperkuat dolar dan melemahkan nilai tukar rupiah. Untuk mengantisipasi dampak ini, Bank Indonesia harus memperkuat cadangan devisa dan menjaga stabilitas makroekonomi dengan kebijakan suku bunga yang adaptif.