Ikan patin, si penghuni perairan Indonesia, adalah salah satu kekayaan kuliner yang tak hanya lezat tetapi juga memiliki cerita tersendiri di setiap daerah. Dagingnya yang gurih, lembut, dan kaya protein menjadikannya favorit di berbagai penjuru negeri.
Ikan patin kini banyak dibudidayakan, namun ikan patin sungai tetap memiliki pesona tersendiri bagi para pecinta kuliner karena teksturnya yang lebih kenyal dan cita rasanya yang lebih gurih.
Meskipun sering disamakan dengan ikan lele atau ikan gabus, ikan patin memiliki karakteristik tersendiri. Berbeda dengan ikan lele yang memiliki daging lebih lembut dan sedikit berlendir, ikan patin lebih kenyal dengan rasa yang lebih gurih.
Sementara itu, ikan gabus terkenal karena tekstur dagingnya yang lebih padat dan sering digunakan untuk makanan pemulihan kesehatan. Perbedaan ini menjadikan ikan patin unik dalam kuliner Nusantara.
Sebagai seorang petualang kuliner, setiap kali saya mengunjungi daerah tertentu, ada satu tradisi kecil yang selalu saya lakukan: mencicipi hidangan khas setempat yang berbahan dasar ikan patin.
Bukan hanya karena rasanya yang menggoda, tetapi juga karena setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam mengolahnya, mencerminkan budaya dan selera khas yang diwariskan turun-temurun.
Menjelajahi Pindang Patin di Palembang
Ketika berkunjung ke Palembang, rasanya belum lengkap tanpa mencicipi Pindang Patin. Hidangan ini memiliki kuah berwarna kuning kemerahan dengan perpaduan rasa asam, manis, dan pedas yang begitu menyegarkan.
Aroma segar dari daun kemangi dan potongan nanas membuat hidangan ini semakin menggoda. Disantap dengan nasi hangat dan sambal, setiap suapannya menghadirkan sensasi khas Sumatera Selatan yang sulit dilupakan.
Menghangatkan Diri dengan Asam Podeh Patin di Riau
Di tanah Melayu, tepatnya di Kampar, Riau, saya menemukan Asam Podeh Patin, hidangan yang lebih berani dalam hal rasa. Kuahnya merah membara dengan perpaduan rempah-rempah khas seperti lengkuas, cabai, dan asam kandis.
Pedasnya yang menggigit berpadu dengan kelezatan daging patin, memberikan sensasi hangat di tenggorokan. Setiap kali menikmati asam podeh, saya selalu teringat akan kehangatan masyarakat Riau yang ramah dan penuh keramahan.