Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebijakan Tarif Trump; Strategi Ekonomi atau Bargaining Politik?

20 Februari 2025   12:26 Diperbarui: 20 Februari 2025   12:26 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Merza Gamal, Sumber:  LSEG-Reuters 2025

Kebijakan tarif kembali menjadi sorotan dunia setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan bea masuk sektor farmasi dan semikonduktor hingga 25% atau lebih.

Langkah ini, yang berpotensi meluas ke sektor otomotif, menimbulkan pertanyaan: Apakah ini strategi ekonomi murni atau bagian dari tekanan politik terhadap mitra dagang AS?

Dampak pada Pasar dan Respon Global

Pasar keuangan global, yang biasanya bereaksi tajam terhadap kebijakan perdagangan, kali ini tampak lebih tenang. Indeks STOXX 600 Eropa bahkan mencetak rekor tertinggi. (Sumber: Reuters, 19 Februari 2025) 

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa investor mulai menganggap tarif sebagai bagian dari strategi negosiasi yang sudah diprediksi sebelumnya. Namun, ini bukan berarti dampaknya bisa diabaikan begitu saja.

Uni Eropa dan negara mitra lainnya tentu tidak akan tinggal diam. Jika AS benar-benar menerapkan tarif tinggi, kemungkinan besar akan ada pembalasan. Uni Eropa bisa mengenakan tarif pada produk-produk unggulan AS, seperti sektor pertanian dan teknologi, menciptakan ketegangan baru dalam perdagangan global.

Sementara itu, China yang memiliki pengalaman menghadapi tarif AS selama perang dagang 2018-2019, juga bisa mengambil langkah serupa.

Efektivitas dan Risiko Tarif

Sejarah menunjukkan bahwa tarif dapat memberikan tekanan dalam jangka pendek, tetapi juga berisiko menjadi bumerang dalam jangka panjang. AS mungkin berhasil memaksa negara lain bernegosiasi dalam posisi yang lebih lemah, tetapi kebijakan ini juga bisa meningkatkan harga barang bagi konsumen dan perusahaan domestik.

Kenaikan tarif di sektor farmasi dan semikonduktor, misalnya, dapat meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan AS sendiri, yang masih bergantung pada bahan baku dan komponen impor. Hasilnya? Harga obat-obatan dan perangkat elektronik bisa melonjak, menekan daya beli masyarakat.

Selain itu, negara-negara yang terkena tarif mungkin mulai mencari alternatif pasar, mengurangi ketergantungan pada AS. Jika ini terjadi, industri AS yang selama ini mengandalkan ekspor bisa terpukul, melemahkan daya saingnya di kancah global.

Dampak bagi Indonesia dan Sikap yang Perlu Diambil

Bagi Indonesia, kebijakan tarif Trump bisa berdampak dalam beberapa aspek. Sebagai negara dengan perekonomian terbuka yang bergantung pada ekspor, terutama di sektor manufaktur dan komoditas, Indonesia harus waspada terhadap kemungkinan ketidakstabilan pasar global akibat perang dagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun