Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi. Kali ini, mereka tidak hanya berkutat di dunia virtual, media sosial, atau metaverse, tetapi mulai serius mengembangkan robot humanoid berbasis AI. Sebuah langkah berani yang menandai ambisi mereka untuk masuk ke industri robotika yang semakin kompetitif.
Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, telah mengumumkan pembentukan divisi baru dalam unit Reality Labs yang akan berfokus pada pengembangan robot humanoid bertenaga AI untuk membantu tugas fisik. (Sumber: Reuters)Â
Langkah ini diumumkan dalam sebuah memo internal yang bocor ke media, di mana Meta mendirikan divisi baru dalam unit Reality Labs. Divisi ini akan fokus mengembangkan robot humanoid dengan kecerdasan buatan yang dapat membantu pekerjaan rumah tangga.
Hal ini adalah pertaruhan besar bagi Meta, yang unit Reality Labs-nya sendiri masih terus mengalami kerugian---sekitar $5 miliar hanya dalam kuartal keempat tahun lalu. Langkah ini menandai masuknya Meta ke dalam bidang robotika humanoid yang kompetitif, bersaing dengan perusahaan seperti Figure AI (Artificial Intelligence) yang didukung oleh Nvidia dan Tesla.
Dalam memo internal yang dilihat oleh Reuters, Chief Technology Officer Meta, Andrew Bosworth, menyatakan bahwa grup produk robotika ini akan berfokus pada penelitian dan pengembangan "robot humanoid konsumen dengan tujuan memaksimalkan kemampuan platform Llama."
Llama adalah seri utama model AI dasar Meta yang mendukung berbagai produk AI generatif di platform media sosial perusahaan. Bosworth menambahkan bahwa perluasan portofolio ini diharapkan dapat menambah nilai bagi Meta AI serta program realitas campuran dan tertambah mereka.
Dari AI Generatif ke Dunia Fisik
Meta bukan pemain baru dalam dunia kecerdasan buatan. Mereka telah lama mengembangkan model AI generatif melalui proyek Llama, yang mendukung berbagai produk AI mereka. Namun, mengadaptasi AI ke dunia fisik jauh lebih kompleks daripada mengembangkan chatbot atau algoritma rekomendasi media sosial.
Ilmuwan AI terkemuka di Meta, Yann LeCun, telah lama mengkritik keterbatasan model bahasa dalam memahami lingkungan fisik. Oleh karena itu, Meta berharap bisa menciptakan AI yang tidak hanya pintar berbicara, tetapi juga mampu melihat, mendengar, dan berinteraksi dengan dunia nyata secara cerdas.
Persaingan Ketat di Dunia Robot Humanoid
Meta bukan satu-satunya perusahaan yang berlomba di industri robot humanoid. Nama-nama besar seperti Tesla dengan Optimus, Figure AI yang didukung Nvidia, serta Boston Dynamics yang sudah lama bermain di bidang ini, semuanya memiliki ambisi serupa.
Belum lagi pemain baru seperti Apptronik, yang baru saja mengamankan pendanaan sebesar $350 juta untuk mengembangkan robot industri. Bahkan ilmuwan AI kenamaan, Fei-Fei Li, sudah lebih dulu masuk ke arena ini dengan mendirikan startup World Labs yang berfokus pada kecerdasan spasial.