Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Isra Miraj: Mencari Jalan Pulang yang Terdekat dan Terbaik

18 Februari 2023   09:13 Diperbarui: 18 Februari 2023   21:02 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Aqsa, salah satu tempat yang disinggahi Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Miraj. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Hari ini, 27 Rajab merupakan hari bersejarah bagi umat Islam. Hari ini, hampir lima belas abad yang silam terjadi suatu peristiwa besar yang dialami dalam perjalanan kenabian Rasulullah Muhammad saw, yang dikenal sebagai Isra Miraj.

Bagi umat Islam, peristiwa Isra Miraj dapat dimaknai sebagai peneguhan keimanan bahwa kita manusia harus mengimani segala kuasa Allah dalam kehidupan, termasuk kemukjizatan yang diberikan kepada Nabi yang diberkahi-Nya. Jika Allah Maha Kuasa dalam menciptakan alam semesta dengan seluruh partikel dan isinya yang belum semua ilmu manusia menjangkau seluruhnya, maka segalanya menjadi sangat mudah bagi Allah untuk menyatukan Nabi tercinta dengan alam semesta yang sama-sama diciptakan dalam kuasa-Nya.

Image: Refleksi Isra Miraj; Mencari Jalan Pulang yang Terdekat dan Terbaik caption (by Merza Gamal)
Image: Refleksi Isra Miraj; Mencari Jalan Pulang yang Terdekat dan Terbaik caption (by Merza Gamal)

Pada peristiwa Isra Miraj tersebut, Rasulullah saw menerima perintah shalat 5 waktu sehari semalam. Shalat pada hakikatnya adalah kebutuhan mutlak untuk mewujudkan manusia seutuhnya. Kebutuhan yang tidak hanya meliputi akal pikiran, tetapi jiwa manusia. Shalat menjadi pintu gerbang yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya.

Dalam melaksanakan shalat, ada 13 rukun yang wajib dipenuhi. Salah satunya adalah membaca surah Al Fatihah pada setiap rakaat. Dengan menunaikan shalat 5 waktu sehari semalam, kita menjalankan 17 rakaat shalat wajib. Artinya, minimal kita membaca surah Al Fatihah dalam shalat sebanyak 17 kali, belum termasuk yang kita baca pada rakaat-rakaat shalat sunah.

Surah Al Fatihah berisi puji-pujian kepada Allah Sang Maha Kuasa dan Pencipta Alam Semesta serta doa mohon petunjuk jalan yang lurus untuk kehidupan kita. Permohonan tersebut ada pada ayat keenam yang berbunyi "Ihdinaṣ-ṣiraṭal-mustaqīm" dan artinya "tunjukkanlah kami jalan yang lurus".

Apa sebenarnya yang dimaksudkan dari jalan yang lurus itu? Hal tersebut banyak dibahas dalam berbagai tafsir, antara lain sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah yang menulis dalam tafsir As Sa'di, yaitu: "Yang di maksud adalah bimbinglah kami dan berilah kami taufik kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan yang sangat jelas dan akan mengantarkan kepada Allah serta kepada surga-Nya. yaitu dengan cara mengetahui kebenaran dan mengamalkannya."

Secara bahasa, jalan yang lurus adalah jalan yang tidak berbelok-belok atau tidak berputar-putar. Jalan yang lurus merupakan jalan terpendek yang menghubungkan dua titik. Dalam memaknai ayat 6 surah Al Fatihah tersebut, dua titik tersebut adalah titik kehidupan kita di dunia hingga titik kehidupan kita di akhirat.

Doa yang kita panjatkan dengan membaca surah al-Fatihah ayat 6 adalah doa yang paling bermanfaat dan paling agung bagi seorang hamba karena sesungguhnya jika Allah menolong hamba-Nya dengan jalan yang lurus, tentunya akan menjadi pendorong baginya dalam meningkatkan ketaatan kepada-Nya, dan menguatkannya dalam menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian, kita tidak akan ditimpa oleh musibah apapun baik di didunia maupun di akhirat.

Kehidupan di dunia ini, tidak lurus-lurus saja, banyak belokan dan tikungan yang jika kita tidak hati-hati banyak lubang bahkan jurang yang akan memerosoki kita dalam perjalanan hidup ini. Untuk itu marilah kita berhati-hati dalam menjalankan kehidupan ini seraya selalu memohon kepada Allah swt untuk membimbing kita berada dalam jalan yang lurus, sebagaimana yang kita sampaikan dalam setiap rakat shalat-shalat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun